Page 70 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 70

MENAKER PUJI KOWANI YANG KONSISTEN PERJUANGKAN KESEJAHTERAAN PRT

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengapresiasi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang
              konsisten dalam memperjuangkan pelindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi PRT yang
              mayoritas  adalah  perempuan.  Menurutnya  ini  merupakan  suatu  bentuk  solidaritas  'women
              support women'.

              Hal  itu  diungkapkannya  dalam  Webinar  'Gerakan  Ibu  Bangsa  Perlindungan  Pekerja  Rumah
              Tangga'  dan  Launching  Jamsostek  untuk  PRT  yang  digagas  oleh  Kongres  Wanita  Indonesia
              (Kowani).

              Sebelumnya  ia  menjelaskan  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menerbitkan  regulasi
              untuk memberikan pelindungan terhadap PRT melalui Permenaker Nomor 2 Tahun 2015 tentang
              Perlindungan PRT.

              Pemerintah juga telah membuat regulasi yang mengatur tentang perjanjian kerja, kewajiban
              PRT, pemberi kerja, jam kerja, libur seminggu sekali, hak cuti 12 hari per tahun, THR, jaminan
              sosial dan kesehatan, kondisi kerja yang layak serta batas usia minimum PRT.

              Permenaker ini juga mengatur terhadap Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga (LPPRT),
              mulai  dari  permasalahan  izin  usaha  hingga  terkait  pembinaan  dan  pengawasan.  Hal  itu
              diungkapkannya dalam "Perlindungan PRT tidak akan terwujud tanpa sinergi dari semua pihak.
              Perlindungan  PRT  tidak  hanya  tanggung  jawab  Pemerintah  namun  juga  tugas  kita  semua
              termasuk lingkungan dimana PRT tersebut bekerja," kata Ida dalam keterangan tertulis, Rabu
              (3/11/2021).

              Menurut Ida, pekerjaan rumah tangga sendiri merupakan salah satu dari jenis pekerjaan sektor
              informal  di  Indonesia.  Seperti  diketahui  salah  satu  kelemahan  utama  sektor  informal  masih
              lemahnya pelindungan terhadap pekerja dalam berbagai aspek.

              Hal  ini  menjadi  salah  satu  faktor  penyebab  pekerjaan  sebagai  PRT  masih  penuh  dengan
              kerentanan dan resiko yang merugikan PRT sebagai pekerja.

              "PRT yang wilayah kerjanya domestik dan swasta termasuk rentan terhadap diskriminasi seperti
              pelecehan  profesi,  eksploitasi,  kekerasan  baik  secara  ekonomi,  fisik  maupun  psikologi  dalam
              bentuk intimidasi," ucap Ida.

              Ia mengungkapkan sulitnya pengawasan menyebabkan banyak PRT yang terlibat kasus hukum
              dalam hal ketenagakerjaan ataupun pidana seringkali berada pada posisi yang lemah.

              "Semua hal ini adalah tantangan untuk memberikan pelindungan terhadap PRT yang harus terus
              kita perbaiki," katanya.

              Data  dari  International  Labour  Organization  (ILO)  tahun  2015  menunjukkan  jumlah  PRT  di
              Indonesia diperkirakan sekitar 4,2 juta orang yang jumlahnya sudah semakin meningkat hingga
              saat ini. Untuk level internasional ILO memperkirakan jumlah PRT di seluruh dunia ada sekitar
              67.1 juta orang dan 11.5 juta atau 17,2% di antaranya merupakan PRT migran.

              "Untuk Indonesia diperkirakan sekitar 60-70 persen dari total 9 juta PMI adalah perempuan yang
              bekerja sebagai PRT di luar negeri," ujar Ida.

              Ida  sangat  mengapresiasi  Kowani  yang  dari  tahun  ke  tahun  terus  konsisten  dalam
              memperjuangkan pelindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi PRT yang mayoritas adalah
              perempuan.  Ini  merupakan  suatu  bentuk  solidaritas  sebagai  kaum  perempuan  untuk




                                                           69
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75