Page 65 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 65

Ringkasan

              Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten hingga kini masih menunggu arahan dari Kementerian
              Tenaga Kerja (Kemenaker) terkait petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis)
              penetapan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  dan  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  2022.
              Seperti diketahui, buruh dari berbagai serikat meminta Gubernur Banten menaikan UMP sebesar
              8,9 persen dan UMK sebesar 13,5 persen.



              SOAL BESARAN KENAIKAN UMP DAN UMK 2022, PEMPROV BANTEN TUNGGU
              ARAHAN PUSAT

              Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten hingga kini masih menunggu arahan dari Kementerian
              Tenaga Kerja (Kemenaker) terkait petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis)
              penetapan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  dan  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  2022.
              Seperti diketahui, buruh dari berbagai serikat meminta Gubernur Banten menaikan UMP sebesar
              8,9 persen dan UMK sebesar 13,5 persen.

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  (Disnakertrans)  Provinsi  Banten,  Al  Hamidi
              mengatakan, pihaknya hingga kini masih menunggu Juklak dan Juknis dari Kemenaker terkait
              penetapan UMP dan UMK 2022. Dirinya juga menegaskan, Pemprov Banten memperhatikan dan
              mencermati  semua  aspirasi  dari  berbagai  elemen  masyarakat  terutama  buruh  terkait  upah
              minimun.

              "Hingga  saat  ini,  Pemprov  Banten  masih  menunggu  dan  berkoordinasi  dengan  Kementerian
              Tenaga  Kerja  tentang  petunjuk  pelaksanaan  dan  petunjuk  teknis  penetapan  Upah  Minimum
              sesuai regulasi," kata Al Hamidi, Rabu (3/11/2021).

              Dijelaskan  Al  Hamidi,  tahapan  penetapan  upah  minimum  dilakukan  setelah  turunnya  surat
              edaran  Kemenaker  yang  berisi  Juklak  dan  Juknis.  Dimana  dalam  surat  edaran  itu  terdapat
              pertimbangan  dalam  menetapkan  upah  menimum  yang  didasari  atas  nilai  inflasi,  dan
              pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah, termasuk Provinsi Banten.

              "Kemudian    Dewan     Pengupahan     Provinsi   mengadakan     rapat   untuk    memberikan
              saran/pertimbangan  kepada  Gubernur  dalam  rangka  penetapan  UMP.  Selain  itu,  untuk
              menindaklanjuti  Surat  Menaker  dimaksud,  Gubernur  Banten  membuat  surat  edaran  kepada
              Bupati/Walikota  Se-Provinsi  Banten  yang  berisi  Juklak/Juknis  sebagaimana  dijelaskan  dalam
              surat Menaker tersebut dan menjadi pedoman dalam rapat Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota
              untuk membahas UMK," jelasnya.

              Hasil  rapat  pleno  Dewan  Pengupahan  Kabupaten/Kota,  lanjut  Al  Hamidi,  akan  disampaikan
              kepada Bupati/walikota. "Dan (selanjutnya) Bupati/Walikota memberikan rekomendasi usulan
              tentang besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota kepada Gubernur," paparnya.
              Al  Hamidi  mengungkapkan,  Dewan  Pengupahan  Provinsi  Banten  akan  melakukan  rapat
              pembahasan yang akan dilaksanakan dua kali.

              "Rapat (itu) untuk membahas dan menyampaikan rekomendasi saran dan pertimbangan kepada
              gubernur untuk ditetapkan UMP yang diumumkan selambat-lambatnya tanggal 21 November
              2021 dan rapat pembahasan saran/pertimbangan terkait UMK yang harus diumumkan selambat-
              lambatnya tanggal 31 November," ungkapnya.






                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70