Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2020
P. 44
PMI untuk dicabut izinnya. BP2MI juga meminta Kementerian Kesehatan untuk memberikan
sanksi kepada sarana kesehatan yang memalsukan hasil tes swab PMI.
"BP2MI akan merekomendasikan pula kepada Kementerian Kesehatan RI agar sarana kesehatan
(sarkes) yang diduga memalsukan hasil tes PCR untuk dicabut izinnya. Sejalan dengan itu, kami
akan membuat tim khusus berkolaborasi dengan TETO untuk melakukan pengetatan,
pengawasan, dan evaluasi, sejauh mana P3MI secara efektif dan konsisten melakukan tes PCR
untuk para PMI sebelum berangkat ke negara penempatan," ujar Benny.
Tak hanya itu, Benny mengatakan pihaknya juga meminta bantuan otoritas Taiwan untuk
memberikan data lengkap PMI yang terkonfirmasi positif tersebut. Hal itu agar BP2MI lebih
mudah melakukan tracing di Indonesia.
"Bersamaan dengan itu, BP2MI juga meminta bantuan otoritas Taiwan untuk menginformasikan
dengan lengkap nama-nama PMI yang terkonfirmasi Covid-19 sebagai referensi untuk
melakukan tracing di dalam negeri. BP2MI akan melakukan revisi terhadap Surat Edaran Kepala
BP2MI tanggal 9 September 2020 yang lebih kuat dengan mencantumkan sanksi terhadap P3MI
yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan tidak dapat membuktikan hasil
PCR yang valid," ujarnya.
Ia juga mengatakan akan bekerja sama dengan Satgas Penanganan COVID-19 terkait
penempatan PMI. Benny mengatakan pihaknya bakal melakukan berbagai upaya untuk
melindungi PMI dan menjaga hubungan baik Indonesia dan Taiwan.
"BP2MI akan memperkuat kerja sama dengan Gugus Tugas Covid-19 dalam penempatan PMI di
masa pandemi covid-19. Kami akan melakukan berbagai upaya untuk melakukan pelindungan
terhadap PMI dan untuk menjaga hubungan baik Indonesia dan Taiwan. Semoga keputusan
yang diambil otoritas Taiwan ini adalah keputusan berdasarkan temuan medis, bukan keputusan
politis," tutur Benny.
Untuk diketahui, BP2MI sebelumnya juga melakukan sidak di Perusahaan Penempatan Pekerja
Migran Indonesia (P3MI) di Tangerang. Saat itu, sidak dilakukan karena adanya informasi 27
pekerja migran Indonesia terpapar virus Corona di Taiwan setelah berangkat dari perusahaan
penempatan pekerja migran.
Informasi 27 pekerja terinfeksi Corona itu didapatkan dari KDEI Taiwan. Para pekerja ini
sebelumnya dikirimkan dari Perusahaan Penempatan Pekerja Migran di Tangerang. Lalu mereka
terdeteksi positif Corona setibanya di negara Taiwan.
"BP2MI telah mengirimkan Surat Edaran kepada P3MI di masa penempatan adaptasi kebiasaan
baru, PMI wajib melakukan tes PCR sebelum terbang ke negara penempatan. Karena pemerintah
ingin memastikan anak-anak bangsa benar-benar bisa terjamin keselamatan kesehatannya,"
kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, dalam keterangannya, Jumat (20/11).
43