Page 46 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2020
P. 46

Ringkasan

              Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (  BP2MI)  merekomendasikan  Kementerian
              Ketenagakerjaan mencabut izin perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) yang
              melanggar  protokol  kesehatan  Covid-19  terkait  pekerja  migran  Indonesia  (PMI).  Desakan
              rekomendasi  ini  menyusul  langkah  Taiwan  yang  menutup  sementara  penempatan  setelah
              terdapat 85 PMI terkonfirmasi positif Covid-19.



              BP2MI MINTA KEMENAKER CABUT IZIN PERUSAHAAN PENEMPATAN PEKERJA
              MIGRAN YANG LANGGAR PROTOKOL KESEHATAN

              Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (  BP2MI)  merekomendasikan  Kementerian
              Ketenagakerjaan mencabut izin perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) yang
              melanggar  protokol  kesehatan  Covid-19  terkait  pekerja  migran  Indonesia  (PMI).  Desakan
              rekomendasi  ini  menyusul  langkah  Taiwan  yang  menutup  sementara  penempatan  setelah
              terdapat 85 PMI  terkonfirmasi positif Covid-19. "Kementerian Ketenagakerjaan RI agar P3MI
              yang melanggar protokol kesehatan dan terbukti tidak melakukan tes PCR terhadap PMI untuk
              dicabut  izinnya,"  ujar  Kepala  BP2MI  Benny  Rhamdani  dalam  keterangan  tertulis,  Rabu
              (2/12/2020). Baca juga: 85 Pekerja Migran Indonesia di Taiwan Positif Covid-19, Kepala BP2MI:
              Masalah Serius "BP2MI akan merekomendasikan pula kepada Kementerian Kesehatan RI agar
              sarana kesehatan (sarkes) yang diduga memalsukan hasil tes PCR (polymerase chain reaction)
              untuk dicabut izinnya," ucap Benny. BP2MI telah bertemu dengan TETO, perwakilan  otoritas
              Taiwan di Indonesia guna mendapatkan klarifikasi terkait pengumuman otoritas Taiwan tersebut.
              Dari pertemuan itu, BP2MI dan TETO akan berkolaborasi melakukan pengawasan terhadap P3MI
              mengenai komitmennya mengantisipasi penyebaran virus corona di lingkungan PMI. "Kami akan
              membuat tim khusus berkolaborasi dengan TETO untuk melakukan pengetatan, pengawasan,
              dan evaluasi, sejauh mana P3MI secara efektif dan konsisten melakukan tes PCR untuk para PMI
              sebelum  berangkat  ke  negara  penempatan,"  kata  Benny.  BP2MI  juga  dijadwalkan  akan
              menggelar pertemuan dengan sejumlah P3MI untuk memberikan arahan terkait penempatan
              PMI di masa pandemi Covid-19 pada Senin (7/12/2020). Nantinya, tiap P3MI yang mendapat
              undangan harus memberikan daftar nama PMI yang akan dan sudah dikirim ke Taiwan, termasuk
              bukti-bukti pemeriksaan PCR. "Bersamaan dengan itu, BP2MI juga meminta bantuan otoritas
              Taiwan untuk menginformasikan dengan lengkap nama-nama PMI yang terkonfirmasi Covid-19
              sebagai  referensi  untuk  melakukan  tracing  di  dalam  negeri,"  ucap  dia.  Selain  itu,  pihaknya
              berencana  mengevaluasi  kebijakan  internal  guna  memperkuat  upaya  menekan  penyebaran
              Covid-19.  "BP2MI  akan  melakukan  revisi  terhadap  Surat  Edaran  Kepala  BP2MI  tanggal  9
              September  2020  yang  lebih  kuat  dengan  mencantumkan  sanksi  terhadap  P3MI  yang  tidak
              menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan tidak dapat membuktikan hasil PCR yang
              valid," papar Benny. Baca juga: BP2MI: Taiwan Hentikan Sementara Penempatan Pekerja Migran
              Indonesia  Taiwan  menetapkan  suspensi  terhadap  penempatan  PMI  ke  Taiwan  selama  dua
              minggu,  dari  4-17  Desember  2020  dan  akan  menginformasikan  lebih  lanjut  mengenai
              penerimaan PMI ke Taiwan setelah 17 Desember 2020. Adapun bagi 14 P3MI yang menjadi
              sumber cluster positif Covid-19 dari 85 PMI tersebut, hanya dapat menempatkan kembali ke
              Taiwan jika telah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI dan BP2MI dan
              mendapatkan persetujuan CDC Taiwan.


                                                           45
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51