Page 69 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 69

RUU CIPTA KERJA HAPUS UPAH MINIMUM SEKTORAL DARI KEBIJAKAN
              PENGUPAHAN
              Jakarta  -  Rancangan  Undang-Undang  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  disepakati  oleh  DPR  dan
              Pemerintah  akan  menghilangkan  ketentuan  terkait  upah  minimum  sektoral  dari  seluruh
              kebijakan pengupahan yang ada pada peraturan perundang-undangan.

              Namun, apabila skema pengupahan sektoral itu sudah terlanjur diberikan perusahaan, maka
              skema  yang  diberikan  itu  tidak  boleh  dicabut,  agar  pekerja  tidak  mengalami  degradasi
              pendapatan yang biasa diterima.

              "Terkait upah sektoral ini kan yang paling penting, apa yang diterima hari ini oleh pekerja tidak
              boleh berkurang kalau kemudian Undang-Undang Cipta Kerja ini disahkan," kata Ketua Badan
              Legislasi DPR RI Supratman Andi Agtas dalam rapat Panitia Kerja RUU Omnibus Law Cipta Kerja,
              di Senayan, Jakarta, Minggu.

              Kedua, Pemerintah dan DPR bersepakat tidak akan menghapus ketentuan terkait upah minimum,
              baik upah minimum provinsi maupun upah minimum kabupaten/kota dalam UU Ketenagakerjaan
              dengan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

              Keputusan itu yang paling penting, kata Supratman, karena pekerja maupun pengusaha harus
              mendapatkan  kepastian  hukum  tentang  adanya  kenaikan  upah  yang  diterima  pekerja  setiap
              tahunnya.

              "Ini memberikan kepastian hukum, baik kepada pekerja maupun pengusaha, kepastian akan
              kenaikan upah itu yang paling penting dalam norma ini," kata Supratman.

              Dengan  adanya  keputusan  tidak  menghapus  ketentuan  upah  minimum  provinsi  dan
              kabupaten/kota, maka diharapkan upah pekerja saat ini tidak dikurangi sama sekali.
              Pemerintah  yang  diwakili  oleh  Staf  Ahli  Kementerian  Koordinator  Perekonomian  Elen  Setiadi
              sepakat dengan keputusan itu.

              Elen mengatakan bahwa pada dasarnya Pemerintah hanya bisa sepakat dengan dua ketentuan
              upah, yakni upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten/kota.

              Elen menyampaikan bahwa Pemerintah juga tidak sepakat dengan ketentuan soal upah minimum
              padat karya.

              "Pemerintah menyampaikan dua bentuk upah minimum sebagai  safety net  , yang pertama
              adalah upah minimum provinsi, kedua adalah upah minimum kabupaten/kota sesuai dengan
              persyaratan yang kami ajukan," kata Elen.

              Adapun persyaratan yang diajukan soal upah minimum kabupaten/kota adalah boleh diberikan
              dengan mempertimbangkan pertumbuhan daerah dan tingkat inflasi.

              Kendati pemerintah tidak sepakat dengan adanya ketentuan lain di luar dua ketentuan upah
              minimum yang disepakati tadi, kata Elen, perusahaan yang telah memberikan upah di atas dua
              ketentuan  upah  minimum  tadi,  tidak  boleh  mengurangi  upah  yang  mereka  berikan  kepada
              pekerjanya.

              Menanggapi pernyataan Elen tersebut, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Willy Aditya meminta
              agar pemerintah membuatkan normanya dalam undang-undang.

              "Biar jaminan itu jelas bagi kita semua," kata Willy.




                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74