Page 207 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2021
P. 207

Sementara itu, Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi juga mengatakan, adanya
              perusahaan  China  yang  mersyaratkan  bahasa  China  atau  Mandarin  maka  menunjuk-an
              perusahaan  tersebut  sudah  bertingkah  diluar kewajaran.  Hal  ini  tentu  menjadi  kekhawatiran
              semua pihak.

              "Kekhawatiran sejumlah kalangan soal pemerintah buka keran invetasi Cina semakin terbukti,"
              ujarnya.

              Muslim  menilai,  adanya  perusahaan  yang  mensyaratkan  bahasa  China  untuk  pegawainya
              merupakan agenda tersembunyi dibalik investasi China selama ini.

              Muslim pun meminta dengan adanya kasus Bahasa Mandarin di perusahaan semen di Kalimantan
              itu maka sudah saatnya semua investasi China di negeri ini ditinjau kembali. Karena saat ini
              China sudah merongrong kedaulatan bahasa nasional di negeri ini. Oleh karena itu sudah saatnya
              semua elemen bangsa Indonesia harus sadar.

              Penjajahan

              Sebelumnya,  anggota  DPRD  Kutai  Timur,  Agusriansyah  Ridwan  juga  sempat  murka  saat
              mengetahui persyaratan perekrutan pegawai PT Kobexindo Cement yang mengharuskan calon
              pegawai bisa bahasa China. Agusriansyah Ridwan bahkan menyebut persyaratan itu sebagai
              wujud dari penjajahan gaya baru dan siasat perusahaan untuk mendatangkan tenaga kerja asing
              (TKA).

              "Ini  menurut  perspektif  saya  merupakan  bagian  dari  yang  dinamakan  new  imperialism,
              penjajahan  gaya  baru  yang  dilakukan  dengan  berbagai  intrik,"  ucapnya  dalam  rapat  dengar
              pendapat antara DPRD Kutai Timur dan manajemen PT Kobexindo Ce-ment, dikutip dari video
              yang diunggah kanal Youtube STV News pada 11 Juni 2021.

              Acara rapat dengan pendapat juga dihadiri Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dis-naker)
              Kutai  Timur.  Acara  itu  semestinya  dihadiri  pihak  PT  Kobexindo  Cement.  Namun,  pihak
              perusahaan tak mengirimkan perwakilannya dengan alasan pandemi Covid-19 dan minta rapat
              dijadwalkan ulang.

              Agusriansyah Ridwan memohon kepada Disnaker Kutai Timur untuk benar-benar menindak tegas
              perusahaan. "Oleh karena itu saya betul-betul minta kepada Disnaker agar supaya betul-betul
              memanggil (perusahaan) untuk mengubah pola (perekrutan pegawai)," ucap politisi dari Partai
              Keadilan Sejahtera itu.

              "Silakan. Wajar saja kalau (pegawai di) perusahaan itu bisa bahasa Inggris, bisa bahasa Arab,
              bisa bahasa Spanyol, wajar. Tapi tidak boleh dijadikan persyaratan," katanya.

              Agusriansyah  mengatakan,  jika  PT  Kobexindo  Cement  berku-kuh  menjadikan  kemampuan
              bahasa China sebagai persyaratan, maka dia meminta PDRD Kutai Timur segera mengadakan
              rapat paripurna untuk membentuk tim investigasi.

              "Kita tidak dalam posisi membenci sebuah bahasa. Kita tidak dalam posisi perspektif sebuah ras.
              Ini kita diskusikan soal mekanisme penerimaan tenaga kerja."

              "Harusnya  putra-putri  terbaik  lokal  diberi  peluang  seluas-luasnya  untuk  diterima  (menjadi
              pegawai). Adapun soal kemampuan bahasa sebaiknya diberikan pelatihan setelah diterima, baru
              dilakukan kontrak kerja agartidak terjadi hal-hal demikian," katanya menerangkan.
              Safari



                                                           206
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212