Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2021
P. 206
Judul BAHASA CHINA JADI SYARAT MASUK KERJA MELANGGAR UU
Nama Media Harian Terbit
Newstrend Persyaratan Perekrutan Pegawai Kobexindo
Halaman/URL Pg1&7
Jurnalis Safari
Tanggal 2021-06-16 15:07:00
Ukuran 249x224mmk
Warna Warna
AD Value Rp 95.865.000
News Value Rp 958.650.000
Kategori Ditjen PPK & K3
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
PT Kobexindo Cement, perusahaan semen di Kutai Timur, Kalimantan Timur melakukan
rekrutmen yang mengharuskan calon pegawai bisa bahasa China. Hal ini membuat banyak pihak
mempertanyakan kedaulatan Indonesia, Karena harusnya yang diprioritaskan adalah bahasa
Indonesia, bukan bahasa China sebagai syarat utama.
BAHASA CHINA JADI SYARAT MASUK KERJA MELANGGAR UU
PT Kobexindo Cement, perusahaan semen di Kutai Timur, Kalimantan Timur melakukan
rekrutmen yang mengharuskan calon pegawai bisa bahasa China. Hal ini membuat banyak pihak
mempertanyakan kedaulatan Indonesia, Karena harusnya yang diprioritaskan adalah bahasa
Indonesia, bukan bahasa China sebagai syarat utama.
Pengamat kebijakan publik dari Institute for Strategic and Development (ISDS) Aminudin
mengatakan, masyarakat perlu menyadari penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan
pemerintahan hingga bisnis sudah menjadi kewajiban. Ketentuan tersebut diatur dalam Undang
Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara dan diperkuat
dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan
Bahasa.
"Jadi adanya perusahaan yang mensyaratkan bahasa China dibandingkan bahasa Indonesia
adalah ilegal. Itu hanya modus akal-akalan perusahaan untuk menyingkirkan pekerja pribumi-,"
kata Aminudin kepada Harian Terbit, Rabu (16/6/2021).
Aminudin menegaskan, karena tindakan perusahaan semen itu inkonstitusional maka pihak
terkait harus bertindak, Kemenaker, kepala daerah dan polisi harus memberikan sanksi.
Sehingga hal serupa tidak berulang lagi. Karena jika hukum negara tidak bisa ditegakkan, maka
hukum rakyat dikhawatirkan bertindak sendiri-sendiri seperti serbuan suku Dayak ke beberapa
perusahaan milik China.
Agenda Tersembunyi
205