Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2020
P. 135

Pantauan  Tribunnews  di lokasi, massa aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Tolak
              Omnibus Law  dan Stop PHK Massal, Drakula Bagi Buruh dan Rakyat', di pagar Gedung DPR.
              Meski di tengah pandemi Covid-19, ada saja massa yang tidak mengenakan masker.

              "Kami tegas menolak Omnibus Law karena menyusahkan rakyat," ucap orator di atas mobil
              komando.

              "Aksi akan terus dilakukan hingga  Omnibus Law  dicabut oleh DPR, hidup buruh, hidup buruh!,"
              imbuhnya.

              Sebelumnya, Presiden  KSPI  Said Iqbal mengatakan, demonstrasi hari ini menolak rencana
              panitia  kerja  (Panja)  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  yang  akan  menggelar  pembahasan
              pembahasan omnibus law Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja.

              "Buruh akan kembali melakukan aksi ke DPR RI dan Kantor Menko Perekonomian pada Hari
              Senin (3/8/2020)."   "Sehubungan dengan adanya informasi Panja Baleg  Omnibus Law  RUU
              Cipta Kerja  akan melanjutkan pembahasan secara diam-diam dan dadakan pada hari tersebut,"
              ujar Presiden  KSPI  Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Minggu (2/8/2020).

              Hal itu juga sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya,  KSPI  akan melakukan aksi tiap
              pekan  ketika  DPR  membahas    Omnibus  Law   RUU  Cipta  Kerja.  Adapun,  puncak  unjuk  rasa
              tersebut akan berlansung pada 14 Agustus 2020, bersamaan dengan sidang paripurna DPR yang
              akan diikuti puluhan ribu buruh. Oleh karena itu, kata Said,  KSPI  menyesalkan serta mengutuk
              keras sikap Panja Baleg  Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  yang terkesan melakukan rapat diam-
              diam dan dadakan. Terlebih, pembahasan  Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  tetap dilakukan
              meskipun DPR sedang reses.

              "Mereka patut diduga seperti sedang mengejar setoran dan ketakutan menghadapi rakyat dan
              kaum buruh yang sudah banyak menyampaikan penolakan," kata dia.

              Di sisi lain,  KSPI  menuntut agar pimpinan DPR RI dan Baleg dapat mengumumkan setiap rapat
              pembahasan  Omnibus Law  RUU Cipta Kerja. Sebelumnya, tim tripartit yang terdiri dari unsur
              pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah, telah selesai membahas  RUU Cipta Kerja  atau
              omnibus  law  klaster  ketenagakerjaan,  untuk  selanjutnya  dibawa  ke  DPR.  Hal  tersebut
              disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam keterangan pers, Minggu
              (2/8/2020).  Ida  mengatakan,  seluruh  masukan dari  tim  tripartit  ini  akan  digunakan sebagai
              rumusan penyempunaan dari Draft  RUU Cipta Kerja  yang telah disampaikan ke DPR.

              "Hasil rumusan penyempurnaan ini akan segera disampaikan ke DPR," ucap Ida.

              Ida  memberikan  apresiasi  terhadap  tim  tripartit  yang  telah  bersama-sama  menyelesaikan
              pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  Klaster  Ketenagakerjaan.  Katanya,  tim  secara  intens  terus
              berdialog  selama  hampir  sebulan,  untuk  membahas  subtansi    RUU  Cipta  Kerja    klaster
              Ketenagakerjaan ini.

              "Suasana  yang  kondusif  juga  mencerminkan  kedewasaaan  berpikir  dan  sikap  yang  arif  dari
              semua anggota tim," tutur Ida.

              Pembentukan tim tripartit ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan tanggal 3 Juli 2020, yang
              dihadiri  seluruh  pimpinan  Kadin/Apindo  dan  pimpinan  serikat  pekerja/buruh.  Sedikitnya  tim
              tripartit telah melakukan 9 (sembilan) kali pertemuan dalam kurun waktu waktu dari tanggal 8
              Juli sampai 23 Juli 2020.

              Ida mengatakan, pembahasan dan dialog yang dilakukan tim tripartit dilakukan dalam suasana
              yang  penuh  keakraban.  Semua  pihak  bersepakat  untuk  bersama-sama  mendalami  dan
              melakukan pembahasan substansi ketenagakerjaan yang diatur dalam RUU Cipta Kerja.
                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140