Page 208 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 208

kontrak dan tidak akan pernah menikmati kompensasi berupa pesangon seperti pekerja tetap
              ketika terjadi PHK.
              "Bisa jadi hanya di atas kertas, karena ke depan makin sedikit pekerja yang bisa menikmati nilai
              pesangon  tersebut  karena  ke  depan  trennya  tidak  ada  lagi  kewajiban  pekerja  yang  kontrak
              diangkat jadi permanen, sehingga semuanya tergantung itikad baik pemberi kerja. Kecuali untuk
              pekerja  yang  saat  ini  statusnya  sudah  permanen,"  Kata  Andriko  saat  dihubungi,  Rabu
              (21/10/2020).

              PP harus jelas dan memihak pekerja Sistem kerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu
              (PKWT) sudah sejak lama menjadi isu tuntutan buruh/pekerja.

              Sistem  kerja  kontrak  dianggap  menimbulkan  pemiskinan  sistematis,  sebab  pekerja  tidak
              mendapatkan hak-hak penuh selayaknya buruh tetap. Yang diuntungkan lewat sistem ini adalah
              perusahaan.

              Wakil  Ketua  Konfederasi  Persatuan  Buruh  Indonesia  (KPBI)  Jumisih  mengatakan  pernyataan
              Menaker hanya sebuah pembenaran terhadap lahirnya UU Cipta Kerja.

              Menurut Jumisih yang semestinya perlu diatur pemerintah adalah bagaimana para pekerja/buruh
              kontrak terlindungi dengan aturan pengangkatan menjadi pekerja tetap secepatnya.

              "Ini sungguh pernyataan yang aneh, kalau mau melindungi pekerja jangan tanggung-tanggung,
              pastikan seluruh buruh di Indonesia menjadi pekerja tetap, itu baru kita nyatakan perlindungan,"
              ucap Jumisih, Selasa (20/10/2020).

              Ketentuan PKWT ini juga menjadi tuntutan buruh dan berbagai kelompok masyarakat sipil lain
              dalam aksi-aksi penolakan UU Cipta Kerja.

              UU Cipta Kerja justru dianggap makin memperlemah posisi buruh dengan dihapusnya ketentuan
              maksimal perusahaan dapat memperpanjang masa kerja kontrak.

              Artinya, tidak menutup kemungkinan pekerja dapat menjadi pekerja kontrak seumur hidup.

              Nabiyla  berharap  aturan  dalam  PP  yang  dibuat  pemerintah  nantinya  memihak  kepada
              kepentingan pekerja/buruh.

              Ia  mendorong  agar  pemerintah  melibatkan  pihak  terkait  dalam  pembahasan  PP  soal  uang
              kompensasi tersebut. Meskipun ia juga sangsi, sebab untuk proses pembuatan PP, pemerintah
              memiliki waktu yang sangat sempit yaitu maksimal 3 bulan.

              "Hal ini hanya akan bisa terjadi kalau pembuatan PP dilakukan secara transparan dan melibatkan
              semua stakeholder terkait," kata Nabiyla.




















                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213