Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 51
Tidaklah, itu perspektif mereka saja.
Apakah bisa dijamin, pembahasan ini tidak akan terburu-buru?
Terlalu negatif dia melihat itu. Padahal, Undang-Undang Ciptakter dibuat untuk kepentingan
bersama. Undang-Undang ini, juga untuk memudahkan orang yang sedang mencari pekerjaan
baru. Kita ketahui, ada sekitar 2.9 juta para pencari kerja baru. Itu yang menjadi fokus
Pemerintah, merespons kebutuhan mereka dalam mencari pekerjaan.
Kalau hari ini teman-teman buruh mengalami persoalan, itu kan dibenahi dalam Undang-Undang
Ciptaker. Sebenarnya, itu adalah masalah klasik yang selalu ada di teman-teman buruh. Inilah
keinginan Pemerintah untuk menyelesaikan semua. Tapi, bagaimana kita bisa menyelesaikan
kalau teman-teman buruh sudah berpikir negatif. Kalau seperti itu, kita tidak bisa mencari jalan
keluarnya.
Apakah seharusnya teman-teman buruh bersedia duduk bareng membahas aturan turunan
Undang-Undang Ciptaker?
Kita harus memiliki perspektif sama dulu. Harus berpikiran positif untuk membahas ini. Jangan
ada penilaian negatif. Kalau saling curiga, tidak mungkin tercapai titik temunya. Mari sama-sama
kita berdialog. Saling menguatkan untuk tujuan yang baik.
KSPI mengaku sudah menyerahkan draf usulan mereka saat pembahasan Rancangan Undang-
Undang Ciptaker. Tapi, sedikit sekali yang diakomodir.
Sebelum disahkan, itu sudah dilakukan beberapa kali dialog. Ada usulan yang diterima. Namun,
tentunya tidak bisa diterima semuanya. Tidak bisa kita memaksakan keinginan agar diterima
orang lain. Karena, apa yang diakomodir, adalah untuk kepentingan bersama. Yang penting, ada
usulan dari buruh yang sudah diterima.
Kita melihat Undang-Undang ini untuk kepentingan bersama. Maksud kepentingan bersama ini,
tidak hanya kepentingan buruh. Ada juga kepentingan pengusaha.
Bagaimana jika aksi buruh, mahasiswa dan lainnya yang menolak Omnibus Law ini masih
berlanjut?
Silakan mengeluarkan pendapat. Itu tidak dilarang, asalkan mematuhi aturan. Tapi yang harus
diingat, ini masih dalam suasana Pandemi Covid-19. Jangan sampai muncul persoalan baru, ada
klaster unjuk rasa. Silakan mengeluarkan pendapat, tapi jangan berbuat anarkis. Jangan berbuat
kriminal. Itu saja. nnm
50