Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 33
"Dengan catatan, peningkatan terbesar terjadi pada status pekerja keluarga/ pekerja tidak
dibayar," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/11).
Merujuk pada situs BPS, pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga adalah seseorang yang
bekerja membantu orang lain yang berusaha, namun tidak mendapatkan upah atau gaji, baik
berupa uang maupun barang.
Kelompok ini tercatat mengalami kenaikan 2,80 persen poin secara tahunan, menjadi 18 juta
orang atau 14,26 persen dari jumlah penduduk kerja yang mencapai 128,45 juta orang.
Dampak gelombang PHK tergambarkan dari penurunan pekerja formal hingga 4,59 persen poin,
yaitu dari 44,12 persen pada Agustus 2019 menjadi 39,53 persen pada Agustus 2020. Penurunan
terutama terjadi pada kategori buruh/ karyawan/ pegawai. Penyusutannya mencapai 4,28
persen poin, menjadi 46,7 juta orang.
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada jam kerja. BPS menyebutkan, pekerja penuh atau
mereka yang bekerja lebih dari 35 jam tiap pekan, mengalami penurunan 7,5 persen poin
menjadi 63,85 persen atau sebanyak 82,02 juta orang. "Tren menjadi turun karena pandemi
Covid-19," tutur Suhariyanto.
Sementara itu, pekerja tidak penuh mengalami peningkatan. Salah satunya tingkat setengah
pengangguran (TSP) yang naik cukup tajam dari 6,42 persen menjadi 10,19 persen pada Agustus
2020. TSP merupakan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam tiap pekan dan masih mencari
pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Tingkat pekerja paruh waktu juga meningkat dari 22,54 persen menjadi 25,96 persen. Mereka
yang tergolong dalam kelompok ini adalah pekerja dengan pekerjaan di bawah jam kerja normal,
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
Suhariyanto menuturkan, dinamika ini menjadi bukti dampak pandemi yang signifikan terhadap
ketenagakerjaan. "Di mana pekerja penuh jadi turun, pekerja tidak penuh naik, baik di tingkat
setengah pengangguran ataupun pekerja paruh waktu," katanya.
32