Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 185

Ida  merinci,  perubahan  pertama  berada  pada  aspek  waktu  kerja.  Dalam  undang-undang
              sebelumnya diatur bahwa waktu kerja rigid adalah tujuh jam per hari, dan 40 jam untuk enam
              hari kerja atau delapan jam per hari dan 40 jam untuk lima hari kerja.

              "Mengenai ketentuan waktu kerja dan istirahat, ini banyak sekali terjadi distorsi," kata Ida dalam
              telekonferensi, Rabu, 7 Oktober 2020.

              "Namun  hal  ini  tetap  diatur  sebagaimana  Undang-Undang  Nomor  13/2003,  dan  menambah
              ketentuan baru mengenai ketentuan waktu kerja dan istirahat pada sektor usaha dan pekerjaan
              tertentu," ujarnya.

              Ida  menjelaskan,  aturan  ini  bertujuan  agar  bisa  melindungi  pekerja  dan  buruh.  Dia  menilai,
              pemotongan  jam  istirahat  ini  tidak  berlaku  kepada  semua  jenis  pekerjaan.  Karena  hanya
              beberapa jenis pekerjaan saja yang akan mendapatkan pengurangan jam kerja, dikarenakan
              sejumlah aspeknya sudah digantikan oleh teknologi.

              "Ini buat perlindungan pekerja atau buruh pada bentuk hubungan kerja dan sektor tertentu,
              yang di era ekonomi digital saat ini berkembang sangat dinamis," kata Ida.

              "Jadi  tujuannya  agar  bisa  benar-benar  mengakomodasi  kondisi  tenaga  kerja,  akibat  adanya
              perkembangan cepat di ranah ekonomi digital," Ida menambahkan.




















































                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190