Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 188

Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengungkapkan  terdapat
              sejumlah perlindungan tambahan kepada pekerja dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang
              sebelumnya tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Klaster ketenagakerjaan merupakan klaster yang banyak sekali terjadi distorsi informasi yang
              begitu masif di masyarakat," kata Ida.

              Menurut Menaker, UU Cipta Kerja itu tetap mengatur ketentuan perlindungan hak bagi pekerja
              atau buruh Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang menjadi dasar penyusunan perjanjian.

              Adapun tambahan tersebut di antaranya untuk pekerja atau buruh PKWT diberikan perlindungan
              tambahan berupa kompensasi ketika masa PKWT berakhir.

              "Ada  tambahan  baru  yang  tidak  dikenal  dalam  UU  Nomor  13  Tahun  2003,  yang  justru
              memberikan  perlindungan  pada  pekerja  PKWT  yaitu  kompensasi  ke  pekerja/buruh  saat
              berakhirnya PKWT," kata Ida.

              Dalam UU Cipta Kerja itu, lanjut dia, juga memasukkan prinsip pengalihan perlindungan hak bagi
              pekerja/buruh apabila terjadi pergantian perusahaan alih daya sepanjang obyek pekerjaan masih
              ada.

              Menaker  juga  menyebutkan  bahwa  syarat-syarat  perizinan  perusahaan  alih  daya  yang
              terintegrasi dalam  Online Single Submission  (OSS) juga diatur dalam UU Cipta Kerja ini sehingga
              ada pengawasan kepada perusahaan outsourcing yang tidak terdaftar.
              UU Cipta Kerja, kata dia, juga mengatur ketentuan baru terkait pengaturan waktu kerja dan
              istirahat pada sektor usaha dan pekerjaan tertentu di era ekonomi digital, dan mengakomodasi
              tuntutan dari pekerja/buruh.

              Tak  hanya  itu,  perlindungan  tambahan  baru  yakni  UU  Cipta  Kerja  ini  menghapus  ketentuan
              mengenai penangguhan pembayaran upah minimum.

              "Tidak bisa ditangguhkan. Itu clear di UU Cipta Kerja," kata Ida.

              Untuk memberikan penguatan perlindungan kepada pekerja/buruh, lanjutnya, Omnibus Law ini
              juga mengatur ketentuan pengupahan bagi sektor usaha mikro dan kecil.

              "Perlindungan itu tidak hanya pada pekerja formal saja, juga harus memastikan perlindungan
              bagi pekerja sektor usaha mikro kecil," kata Ida.

              Dalam  UU  Cipta  Kerja  juga  mengatur  ketentuan  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  bagi
              pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berupa uang tunai, akses informasi
              pasar kerja dan pelatihan kerja, selain pesangon yang diberikan pengusaha.

              "Adanya skema di samping pesangon yang diberikan pengusaha, pekerja mendapatkan JKP yang
              ini tidak dikenal dalam UU 13 tahun 2003," kata dia lagi.

              Namun Menaker tidak membeberkan besaran pesangon yang diberikan kepada pekerja kena
              PHK, termasuk besaran JKP yang akan diberikan. Adapun rincian uang pesangon diatur dalam
              pasal 156 UU Cipta Kerja.










                                                           187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193