Page 438 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 438

Menurut Wiku pemerintah terus melakukan antisipasi munculnya klaster baru penyebaran Covid-
              19.
              Salah satunya klaster yang diakibatkan karena adanya kerumunan, karena berdasarkan data
              yang diterima Satgas, sudah mulai bermunculan klaster dari sektor industri.

              "Klaster industri sudah banyak bermunculan. Ini tentunya juga berpotensi mengganggu kinerja
              pabrik dan industri lainnya. Dan potensi serupa juga akan muncul dalam kegiatan berkerumun
              yang dilakukan hari ini," katanya.

              Demi keamanan dan kebaikan semua masyarakat, aktivitas apapun termasuk unjuk rasa harus
              tetap menerapkan protokol kesehatan.

              Mulai  dari  mengenakan  masker,  mencuci  tangan  dengan  sabu,  menjaga  jarak,  hingga
              menghindari kerumunan.
              Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pemerintah belum berencana untuk menerapkan undang-
              undang kekarantinaan dalam merespon aksi unjuk rasa  UU Cipta Kerja  Omnibus Law.

              "Sampai  dengan  saat  ini  tidak  ada  rencana  untuk  menggunakan  UU  Kekarantinaan  dalam
              merespons ini," kata Wiku.

              Undang-undang  kekarantinaan  bisa  dijadikan  dasar  untuk  membubarkan  aksi  buruh  yang
              melakukan mogok nasional dan berunjuk rasa memprotes  UU Cipta Kerja  Omnibus Law.

              Terkait dengan pembubaran aksi unjuk rasa menurut Wiku, merupakan kewenangan dari aparat
              kepolisian.

              Pihaknya hanya mengingatkan para pengunjukrasa agar menerapkan protokol kesehatan saat
              menyampaikan aspirasinya.

              "Pembubaran kegiatan aspirasi merupakan kewenangan dari pihak aparat penegak hukum dalam
              hal ini kepolisian yang sedang bertugas. Oleh karena itu kami mendorong agar para pihak yang
              ingin menyampaikan aspirasinya untuk mematuhi arahan dari pihak kepolisian selama kegiatan
              berlangsung,"katanya.

              PKS Minta Jokowi Terbitkan Perppu Cabut  UU Cipta Kerja  Presiden PKS Ahmad Syaikhu meminta
              Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
              atau Perppu, mencabut Undang- Undang Cipta Kerja (Ciptaker).

              "Presiden  Jokowi  harus  mendengar  suara  buruh  dan  masyarakat,  terbitkan  Perppu,  cabut
              Undang-Undang  Cipta  Kerja.  Sebab  buruh  dan  masyarakat  menolak  keberadaannya"  kata
              Syaikhu.

              Menurut Syaikhu, aksi unjuk rasa buruh dan koalisi masyarakat sipil ini sangat bisa dipahami,
              karena kandungan  UU Cipta Kerja  , baik secara materil dan formil banyak cacat dan merugikan
              masyarakat.

              "Aksi buruh dan koalisi masyarakat sipil sangat bisa dipahami. UU Ciptaker berdampak buruk
              bukan hanya kepada buruh dan pekerja, tetapi juga berdampak buruk ke sektor lingkungan
              hidup dan kedaulatan ekonomi kita," kata Syaikhu.

              UU Cipta Kerja, kata Syaikhu, memuat substansi pengaturan yang tidak adil bagi nasib pekerja
              atau buruh Indonesia, dan lebih memihak kepada kepentingan pemodal dan investor.

              "Hal ini tercermin dalam perubahan pasal-pasal yang berkaitan dengan hubungan pengusaha-
              pekerja, upah dan pesangon," tambah Syaikhu.

                                                           437
   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443