Page 31 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 AGUSTUS 2020
P. 31

Syafrin  mengatakan,  pengaturan  kapasitas  maksimal  50%  dan  2  shift  kerja  belum  efektif
              berjalan. Hal ini menjadi salah satu penyebab kantor dan tempat usaha menjadi klaster baru
              penyebaran Covid-19.

              Karena  itu,  tutur  dia,  perlu  ada  kebijakan  rem  darurat  atau  emergency  break  policy  agar
              pengaturan kapasitas 50% dan 2 shift efektif berjalan untuk mengendalikan penyebaran Covid-
              19.

              "Kalau sebelum pandemi tujuanya untuk memindahkan pergerakan warga dari kendaraan pribadi
              ke  angkutan  umum,  tetapi  justru  saat  pandemi  ini  tujuanya  adalah  sebagai  instrumen
              pembatasan pergerakan orang agar mereka tidak melakukan perjalanan yang tidak penting,"
              pungkas dia.

              Tes PCR Gratis

              Dinas  Kesehatan  DKI  Jakarta  menyatakan  49 persen  tes  polytnerase chain readion  (PCR)  di
              Jakarta dilaksanakan secara gratis sebagai langkah dari Pemprov untuk melakukan penelusuran
              kasus dan penemuan kasus secara aktif Covid-19.

              "Kapasitas lab di Jakarta untuk mengecek Covid-19 lebih dari 10 ribu per hari dan 49 persen
              gratis,  sementara  51  persen  lab  swasta  yang  memang  kita  dorong  untuk  kemandirian,
              alhamdulillah  warga  DKI  sudah  tunjukkan  kemandirian  untuk  tes  melalui  lab  swasta  dan  RS
              swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam rekaman diskusi di Gedung
              BNPB, Jakarta, Rabu (5/8).

              Saat ini, kata Widyastuti, di Jakarta bisa sekitar 10.917 sampel diperiksa per hari di 54 jejaring
              lab yang bisa mendeteksi Covid-19 dengan terdiri dari 17 lab di bawah pemerintah pusat (2.660
              sampel);  empat  lab  dan  tiga  lab  Container  (2.360  sampel);  29  lab  di  bawah  swasta  (4.917
              sampel); serta empat lab di bawah BUMN (980 sampel).

              Dengan masifnya pengujian sampel untuk tes PCR, ucap Widyastuti, tingkat kasus terkonfirmasi
              positif dari hasil tes dengan jumlah orang yang mengikuti tes di Jakarta adalah sekitar 7,8 persen
              dalam  sepekan  atau  lebih  tinggi  dibandingkan  target  Organisasi  Kesehatan  Dunia  (WHO)  di
              bawah lima persen.

              "Tapi secara kumulatif di Jakarta sekitar 5,5 persen sejak Maret dan masih di bawah angka
              nasional sebanyak 15,3 persen," ucapnya.

              Masifnya tes tersebut, kata Widyastuti, memiliki strategi sama dengan pemerintah pusat, yakni
              testing-lacak-isolasi  dengan  dua  strategi  pendekatan,  yang  pertama  adalah  penelusuran
              (tracing) kontak erat pada kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

              Kemudian  yang  kedua  adalah  Active  Case Finding  yang dilakukan  dengan  fokus  mendatangi
              tempat-tempat, kelurahan dan RW yang paling berisiko tinggi tertular dengan menghitung laju
              kecepatan incidertt rate (jumlah kasus positif per 100 ribu penduduk).

              "Semakin tinggi dan cepat maka semakin berisiko, tentu itu yang kami sasar. Kemudian yang
              dicari ke klaster baru juga. Kedua pendekatan itu kami libatkan secara besar puskesmas," ujar
              dia. (bl/ant)










                                                           29
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36