Page 441 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 441

Siti Khodijah (32), perwakilan buruh saat ditemui di sela-sela massa aksi, Selasa (6/10/2020)
              mengatakan, demo hari ini untuk membatalkan RUU Cipta Kerja yang dianggapnya tidak adil
              untuk para buruh dan pekerja.

              Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), menilai pengesahan RUU ini terlalu
              cepat dan sangat merugikan buruh di tengah kondisi terjadi sekarang ini.

              "Pasti kami sangat kecewa sekali, kita marah, ingin nangis, ini kekecewaan yang luar biasa buat
              buruh dan pekerja yang masih bekerja di pabrik," kata dia saat dihubungi, Senin (5/10/2020).

              Dia menuturkan, dengan disahkannya UU Cipta Kerja semakin menunjukan keyakinan bahwa
              sebetulnya pemerintah dan DPR tidak berpihak kepada rakyat. Keduanya, justru berpihak kepada
              pihak-pihak tertentu seperti korporasi dan pemilik modal.

              "Mereka yang punya uang punya kuasa, jadi sebagai negara yang punya cita-cita tetapi secara
              hukum tidak mendapatkan itu denga diberlakunya ominus law," kata dia.

              Menurutnya, sikap DPR hari ini betul-betul tidak mendengarkan aspriasi dari rakyat yang setiap
              menit melakaukan upaya untuk menggunakan ruang demokrasi untuk menyampaikan aspirasi.
              "Tetapi betul-betul mengecewakan," singkat dia.

              Dalam pandangannya, kehadiran UU Cipta Kerja akan sangat mengerikan. Sebab UU ini akan
              memberikan ruang yang sangat panjang untuk mengekspoitasi rakyat dan alam.

              "Jadi sebetulnya pemerintah sedang mewariskan kehancuran untuk generasi kita dan generasi
              akan datang. Jadi pemeritnah mewariskan bukan kebaikan tapi kehancuran untuk rakyatnya
              sendiri, per har ini," tandas dia.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Said  Iqbal  mengatakan  buruh
              menyuarakan tolak omnibus law RUU Cipta Kerja, antara lain tetap ada UMK tanpa syarat dan
              UMSK jangan hilang, nilai pesangon tidak berkurang.

              Kemudian  tidak  boleh  ada  PKWT  atau  karyawan  kontrak  seumur  hidup,  tidak  boleh  ada
              outsourcing seumur hidup, waktu kerja tidak boleh eksploitatif, cuti dan hak upah atas cuti tidak
              boleh  hilang,  karyawan  kontrak  dan  outsourcing  harus  mendapat  jaminan  kesehatan  dan
              pensiun.

              "Sementara itu, terkait dengan PHK, sanski pidana kepada pengusaha, dan TKA harus tetap
              sesuai dengan isi UU No 13 Tahun 2003," tegasnya.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah,  menegaskan  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  telah
              dijalankan secara Tripartit dan sesuai dengan kesepakatan antar pihak yang terkait.

              "Rumusan klaster ketenagakerjaan yang ada dalam RUU Cipta Kerja saat ini merupakan intisari
              dari  hasil  kajian  pakar/ahli,  focus  group  discussion  (FGD),  Rembug  Tripartit  (pemerintah,
              pekerja/buruh dan pengusaha) yang sejak lama dilakukan atas beberapa materi ketenagakerjaan
              yang krusial," kata Ida dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (6/10/2020).

              Menurutnya Pemerintah menegaskan bahwa proses penyusunan RUU Cipta Kerja sejatinya telah
              melibatkan  partisipasi  publik,  baik  unsur  pekerja/buruh  yang  diwakili  serikat  pekerja/serikat
              buruh,  pengusaha,  kementerian/lembaga,  praktisi  dan  akademisi  dari  perguruan  tinggi  serta
              lembaga lainnya, seperti International Labour Organization (ILO).

              Bahkan pada saat RUU Cipta Kerja telah masuk dalam tahap pembahasan di DPR. Sesuai arahan
              presiden  pada  tanggal  24  April  2020,  Pemerintah  melakukan  kembali  pendalaman  rumusan
              klaster ketenagakerjaan yang melibatkan pengusaha (APINDO) dengan perwakilan Konfederasi
              Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
                                                           440
   436   437   438   439   440   441   442   443   444   445   446