Page 446 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 446

HEADLINE: OMNIBUS LAW UU CIPTA KERJA DISAHKAN, ANTARA TARIK INVESTASI
              DAN NASIB PEKERJA
              Jakarta - Jalan panjang Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja berakhir dengan ketuk
              palu  tanda  disahkannya  RUU  tersebut,  dalam  Sidang  Paripurna  DPR  yang  digelar  Senin,  5
              Oktober 2020.

              Dalam pengesahan di Sidang Paripurna, Wakil Ketua DPR, Aziz Syamsuddin mengatakan, dari 9
              fraksi, 6 diantaranya menerima RUU Cipta Kerja untuk disahkan menjadi UU. Kemudian 1 fraksi
              menerima dengan catatan, dan 2 diantarang menolak.

              "Mengacu pada pasal 164 maka pimpinan dapat mengambil pandangan fraksi. Sepakat? Tok!,"
              kata dia dalam sidang rapat paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/10/2020).

              Sebenarnya, Sidang Paripurna RUU Cipta Kerja baru akan digelar pada 8 Oktober mendatang.
              Namun dimajukan lantaran banyak kasus Covid-19 di DPR.

              Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  dalam  Sidang  Paripurna,  menyambut  baik  dan
              mengucapkan terima kasih, apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ketua
              dan  wakil  ketua  panitia  kerja  RUU  Cipta  Kerja,  badan  legislatif,  legislasi  DPR,  yang  telah
              melakukan  proses  pembahasan  dengan  berbagai  pandangan  masukan  dan  saran  yang
              konstruktif.

              Dia pun ikut menyampaikan pandangan pemerintah terhadap RUU Ciipta Kerja. Dikatakan, RUU
              Cipta Kerja harus dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. "Terutama untuk masyarakat,
              pelaku usaha, dan pemerintah," ungkap Airlangga.

              Berbagai  manfaat  tersebut  tertuang  dalam  15  Bab  dan  186  Pasal  dalam  RUU  Cipta  Kerja.
              Beberapa di antaranya adalah dukungan kepada UMKM, koperasi, sertifikasi halal, perkebunan
              di kawasan hutan dan lainnya.

              Di  samping  itu,  lewat  RUU  Cipta  kerja  dilakukan  peningkatan  perlindungan  kepada  pekerja.
              Seperti tentang BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian soal jam kerja.

              "Kini pengaturan jam kerja disesuaikan dengan sistem kerja Industri 4.0 dan ekonomi digital.
              Bahkan RUU Cipta Kerja tidak menghilangkan hak cuti haid, cuti hamil yang telah diatur dalam
              UU Ketenagakerjaan," jelas Airlangga.

              Sedangkan para pelaku usaha akan mendapat manfaat seperti kemudahan dan kepastian dalam
              mendapatkan perizinan berusaha, dengan penerapan perizinan berbasis risiko dan penerapan
              standar.

              "Adanya ruang kegiatan usaha yang lebih luas, untuk dapat dimasuki investasi dengan mengacu
              kepada bidang usaha yang diprioritaskan Pemerintah," ucap Airlangga.

              Proses  Tak  Mulus  Proses  pengesahan  RUU  Cipta  Kerja  di  Sidang  Paripurna  sejatinya  tak
              sepenuhnya  berjalan  mulus.  Di  tengah  pembahasan  pengambilan  keputusan,  fraksi  Partai
              Demokrat memutuskan walk out dari Rapat Paripurna setelah beradu argumen dengan Wakil
              Ketua DPR Azis Syamsuddin.

              "Kami Fraksi Partai Demokrat menyatakan walk out dan tidak bertanggung jawab," kata anggota
              DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman.

              Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan alasan Fraksi
              Partai Demokrat (FPD) memutuskan menolak pengesahan RUU Cipta Kerja.



                                                           445
   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451