Page 501 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 501

Ketiga, perusahaan alih daya berbentuk badan hukum dan wajib memenuhi perizinan berusaha
              yang diterbitkan pemerintah pusat.
              Buruh/pekerja menganggap waktu kerja terlalu eksploitatif.

              Menanggapi itu, dalam RUU Cipta Kerja dijelaskan waktu kerja tetap mengikuti UU 13/2003 yaitu
              40 jam seminggu. Dengan rincian 5 hari kerja sebanyak 8 jam perhari dan 6 hari kerja sebanyak
              7 jam perhari.

              RUU  Cipta  Kerja  menampung  pekerjaan  yang  sifat  dan  kondisinya  tidak  dapat  sepenuhnya
              mengikuti ketentuan itu sehingga perlu diatur khusus. Jenis pekerjaan mengikuti tren industri
              4.0 dan berbasis industri digital yang fleksibel sesuai kesepakatan.

              RUU  Cipta  Kerja  memberi  raung  optimalisasi  waktu  kerja  dan  kapasitas  produksi  dengan
              menambah jam lembur dari 3 jam menjadi 4 jam perhari. Tetap ada pengaturan waktu 5 atau 6
              hari kerja dengan waktu libur/istirahat tetap ada dan disesuaikan.

              Hak cuti hilang, hak upah atas cuti juga hilang.

              Dari penjelasan diketahui bahwa pengusaha tetap wajib memberi waktu istirahat dan cuti bagi
              pekerja/buruh. Juga tidak menghilangkan hak cuti haid dan cuti hamil seperti yang diatur dalam
              UU ketenagakerjaan.

              Outsourcing tidak mendapat jaminan pensiun dan kesehatan karena statusnya seumur hidup
              tidak dapat menjadi karyawan tetap.

              Menanggapi ini, pekerja dengan PKWT tetap mendapatkan jaminan semacam jaminan pensiun
              melalui pemberian kompensasi setiap berakhirnya kontrak.

              Sedangkan  untuk  jaminan  lainnya  berupa  jaminan  kesehatan,  jaminan  kecelakaan,  jaminan
              kematian  tetap  ada  dan  sama  dengan  pekerja  tetap.  Lalu  terkait  pengalihan  kerja,  maka
              perlindungan hak pekerja dan buruh tidak boleh berkuang, sepanjang objek pekerjaannya tetap
              ada.

              Kemudahan Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk Indonesia.

              Terkait hal ini, RUU Cipta Kerja menjelaskan bahwa tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
              Indonesia hanya dalam hubungan kerja atau jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki
              kompetensi sesuai jabatan.

              Setiap pemberi kerja wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Dan yang
              terakhir pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjkan TKA.






















                                                           500
   496   497   498   499   500   501   502   503   504   505   506