Page 193 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 193

KEMENAKER SEBUT PENGANGGURAN TERBUKA BANYAK DARI LULUSAN
              PERGURUAN TINGGI
              JAKARTA, - Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemenaker ) mengatakan tingkat pengangguran
              terbuka  (TPT)  saat  ini  banyak  berasal  dari  jenjang  pendidikan  tinggi.  Hal  ini  disampaikan
              Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)  Kemenaker  Anwar  Sanusi  dalam  webinar  terkait  Strategi
              Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional pada Selasa (6/7/2021).

              "Dari sisi TPT, banyak sekali dari mereka yang berpendidikan tinggi," kata Anwar seperti dilansir
              Tribunnews.com, Selasa (6/7/2021).

              Menurut dia, masyarakat dari lulusan sekolah menengah ke bawah justru banyak yang tidak
              menganggur. Anwar menjelaskan, dalam sensus penduduk tahun 2020, ada 272 juta penduduk
              Indonesia. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan penduduk terbesar
              di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS).

              Dari jumlah tersebut penduduk usia kerja Indonesia mencapai angka sekitar 205,36 juta.

              Sementara, yang masuk dalam tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 68,08 persen
              atau setara dengan 139,81 juta, sisanya bukan angkatan kerja.

              "Yang masuk partisipasi angkatan kerja kita cukup tinggi," kata Anwar.

              Lebih lanjut Anwar menambahkan, dari data tersebut, jumlah penduduk Indonesia yang sudah
              bekerja berjumlah 131,06 juta, termasuk para pekerja informal.

              Sedangkan  8,75  juta  penduduk  atau  sekitar  6,26  persen  TPAK  masuk  dalam  jumlah
              pengangguran terbuka atau TPT.

              Anwar pun mengatakan, sekitar 6,97 persen lulusan universitas dan 6,61 persen lulusan diploma
              merupakan pengangguran terbuka lulusan universitas.

              Sedangkan, persentase penyerapan penduduk usia kerja terdiri dari, lulusan SD sebanyak 37,41
              persen,  lulusan  SMP  dan  SMA  sebanyak  37,34  persen,  lulusan  SMK  12  persen,  dan  lulusan
              pendidikan  tinggi  setingkat  universitas  dan  diploma  sebanyak  12  persen.  Menurut  dia,  hal
              tersebut menunjukkan profil ketenagakerjaan didominasi dari pendidikan menengah ke bawah.

              "Kalau kita lihat dari sisi pengangguran ternyata lulusan menengah ke bawah banyak dari mereka
              yang tidak menganggur," kata Anwar.

              "Kenapa mereka tidak menganggur, karena kebanyakan dari mereka bekerja di sektor yang tidak
              membutuhkan keahlian spesifik, yang penting bekerja. Kebanyakan dari mereka bekerja di sektor
              pertanian," ujar Anwar.

              Menurut  Anwar,  data  ini  menjadi  tantangan  bagi  pemerintah  untuk  semakin  meningkatkan
              keterampilan pada angkatan kerja.

              Ia menilai, peningkatan keterampilan melalui pelatihan juga perlu diberikan bagi angkatan kerja
              pendidikan tinggi agar selaras dengan pasar kerja.

              "Bagi pendidikan tinggi harus juga kita lakukan skilling agar mereka betul-betul match dengan
              kebutuhan-kebutuhan pekerjaan tersebut," ujarnya.

              "Kita  ingin  memiliki  Pusat  Pasar  Kerja,  tempat  bertemunya  permintaan  dan  penyediaan.
              Permintaan terkait dengan jasa ketenagakerjaan dan permintaan seseorang untuk bisa bekerja,"
              imbuh Anwar.


                                                           192
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198