Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 138

PESANGON PHK DIBERIKAN SEPARUH DI UU CIPTA KERJA? BEGINI HITUNGANNYA

              JAKARTA, - Pemerintah telah menerbitkan aturan baru terkait pesangon buruh dalam regulasi
              turunan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law Cipta Kerja .

              Perhitungan besaran pesangon diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021
              tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Serta
              Pemutusan Hubungan Kerja.

              Berdasarkan Pasal 40 ayat (2) PP Nomor 35 Tahun 2021, berikut perhitungan pesangon korban
              PHK : Sementara dalam Pasal 43 diatur, bahwa perusahaan atau pemberi kerja bisa mengurangi
              jumlah pesangon yang harus dibayarkan kepada pekerja sebagaimana ketentuan yang diatur
              dalam  Pasal  40,  apabila  perusahaan  melakukan  efisiensi  yang  disebabkan  karena  kerugian
              perusahaan.

              Jika  memenuhi  syarat  tersebut,  maka  perusahaan  diizinkan  pemerintah  untuk  memberikan
              pesangon sebesar separuh atau 0,5 kali dari besaran pesangon di Pasal 40.

              Namun, pekerja bisa mendapatkan tambahan berupa uang penghargaan masa kerja sebesar 1
              kali dari ketentuan di Pasal 40 ayat (3).

              Ketentuan pengurangan pesangon juga bisa dilakukan perusahaan apabila ada pengambialihan
              perusahaan yang mengakibatnya perubahan syarat kerja dan pekerja tidak bersedia melanjutkan
              hubungan kerja (Pasal 42 ayat (2)).
              Uang penghargaan masa kerja dalam Pasal 40 ayat (3) tersebut yakni sebesar: Dengan adanya
              penyesuaian  pembayaran  pesangon  korban  PHK  di  UU  Cipta  Kerja  ini  bisa  lebih  rendah
              dibandingkan dengan jumlah pesangon di aturan lama yakni UU Ketenagakerjaan.

              Sementara  itu  dikonfirmasi,  Sekretaris  Jenderal  Kementarian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker),
              Anwar Sanusi mengatakan, pemerintah memang mengizinkan perusahaan mengurangi besaran
              pesangon namun harus memenuhi beberapa syarat.

              "Pernyataan ini perlu kami luruskan, PP Nomor 35 Tahun 2021 mengatur mengenai besaran nilai
              uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan alasan
              PHK yang juga sudah disebutkan dalam PP tersebut," kata Sanusi.

              "Jadi  tidak  benar  perusahaan  dapat  memberikan  (pesangon)  separuhnya  saja,  hal  ini  harus
              dilihat dulu PHK-nya dalam konteks atau alasan apa," lanjut dia.

              Menghindari  aji  mumpung  perusahaan  yang  tidak  masuk  dalam  alasan  PP  tersebut,  maka
              Kemenaker  akan  memperkuat  pengawasan  sehingga  tidak  terjadi  pemberian  pesangon  PHK
              separuh.

              "Ada pengawasan tenaga kerja, itu yang juga akan kita perkuat sehingga berbagai moral hazard
              (penyimpangan moral) bisa kita minimalisir," ujar Anwar.
              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan, hanya 7 persen
              perusahaan  saja  yang  mampu  mengikuti  ketentuan  pesangon  yang  diatur  dalam  Undang-
              Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Di dalam UU Ketenagakerjaan tersebut, lanjut Ida, selama ini perusahaan harus membayarkan
              pesangon kepada pekerja/buruh sebanyak 32 kali gaji. Kenyataannya, tidak semua perusahaan
              menyanggupi hal tersebut.





                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143