Page 154 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 154

UJI COBA PROGRAM SPSK, MIGRANT CARE SEBUT BELUM FOKUS PADA
              PERLINDUNGAN PMI
              Jakarta - Migrant Care fokus menyoroti aspek perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI),
              pasca Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) berupaya membuka kembali penempatan PMI ke
              Arab Saudi melalui uji coba Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK). Migrant Care menyebut kultur
              sistem Khafala yang berlaku di Arab Saudi, membuat aspek perlindungan menjadi sangat rentan.

              "Kami mencermati sejak dulu, tren kasus (pelanggaran perlindungan PMI) Saudi sangat tinggi.
              Kasus kekerasan fisik maupun seksual, upah tidak dibayar, tidak sesuai kontrak kerja, hilang
              kontak, dipenjara, dituduh membunuh, dituduh punya sihir dan lain sebagainya. Ini dampak dari
              masih berlakunya sistim khafala di Arab yang kemudian (memang) mengarah pada eksploitasi,"
              ujar Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care, Nur Harsono kepada Aktual.com, Senin (22/2)
              sore.

              Menurut  Harsono,  beberapa  kali  Kemnaker  memang  melakukan  upaya  pembahasan  dengan
              perusahaan penempatan PMI maupun Pemerintah Arab Saudi. Hingga pada akhirnya, program
              SPSK pun ditawarkan sebagai solusi permasalahan tersebut.

              "Dari maraknya kasus PMI Saudi (terdahulu), pemerintah selayaknya bisa mengambil pelajaran.
              Sebagian besar pelaku penempatan yang telah ditunjuk oleh Ditjen Binapenta tersebut adalah
              mereka yang dahulu kuat memiliki relasi dengan para agen Saudi yang mensuplai PMI ke para
              pengguna," tuturnya.

              Harsono  pun  menegaskan  kebijakan  penempatan  PMI  tujuan  Arab  Saudi  ke  pihak  Swasta
              seharusnya diimbangi dengan jaminan perlindungan dari negara. Tujuannya supaya penempatan
              PMI  terhindar  dari  praktek  komoditisasi  PMI  yang  merendahkan  harkat  dan  martabat  anak
              bangsa.  Dengan  demikian,  kata  dia,  pemerintah  seharusnya  tidak  boleh  lengah  dan  harus
              mengantisipasi terjadinya permasalahan agar tidak terulang kembali.

              "Demi  menjamin  perlindungan  harkat  martabat  warga  negara  dan  bangsa,  Migrant  Care
              mengusulkan kepada Presiden Jokowi maupun Kemnaker untuk membuat bilateral agreement
              dengan  pemerintah  Saudi  Arabia,  untuk  membuat  kesepakatan  bersama  perlindungan
              penempatan PMI," tuturnya.

              Sebelumnya, Ketua Umum Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional (KAPTEN) Indonesia,
              Abdul  Rauf  Tera  juga  menduga  terjadinya  pelanggaran  dalam  program  uji  coba  SPSK.  Rauf
              menuding  adanya  praktik  monopoli  dalam  penetapan  49  perusahaan  yang  terlibat  dalam
              program SPSK ke Arab Saudi.

              (SGT).






















                                                           153
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159