Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 50

"Kita masih jauh dari aman. Aman itu di bawah 5 persen yang positif," ujar dia, Sehingga, kata
              dia, saat ini masyarakat belum aman untuk berwisata atau melakukan mobilitas seperti mudik
              secara beramai-ramai.

              "Tapi kalau misalnya dia jalan sendiri, mungkin lebih bisa dimengerti. Tapi kalau semua pulang
              pas musim mudik itu jalannya bakal barengan, orang akan ke luar kota, wisata ramai-ramai, itu
              yang perlu diantisipasi," tandasnya.

              Wakil Ketua Komisi IX Charles Honoris menilai adanya pemangkasan cuti bersama setidaknya
              bisa mengurangi mata rantai penularan Covid-19. Namun, kata dia, tidak bisa berjalan sendiri,
              harus ada kebijakan yang komprehensif. Misalnya testing diperbanyak, dan titik masuk suatu
              provinsi ditetapkan protokol kesehatan ketat.

              "Contoh di lokasi keberangkatan, atau warga bawa dokumen bahwa bebas Covid-19 minimal
              antigen atau PCR, maksimal 1-24 jam sebelum berangkat atau di hari H," kata Charles kepada
              Liputan6.com .
              Charles  juga  meminta  pemerintah  dapat  memaksa  masyarakat  untuk  beradaptasi  dengan
              menjalankan protokol kesehatan. Sebab, kata dia, saat ini Indonesia sudah melalui pandemi
              Covid-19 hampir satu tahun.

              "Kalau melarang bepergian atau mudik, saya kira sekarang cukup sulit. Jadi yang bisa dilakukan
              mengelurkan kebijakan yang memaksa masyarakat disiplin protokol. Salah staunya wajib negatif
              Covid-19  dibuktikan  dengan  membawa  dokumen.  Sehingga  kemungkinan  penularan
              diperjalanan maupun di tempat tujuan bisa diminimalisir," ujar dia.

              Selain itu, testing juga bisa dilakukan di stasiun dan kapal serta di pintu keluar masuk perbatasan
              antara kota antar provinsi.

              "Butuh kerja bersama pemerintah pusat dan daerah, memang membutuhkan energi tidak sedikit
              tapi harus dilakukan agar menimalisir penularan dan sekaligus tidak mematikan roda ekonomi
              dan sosisal masyarakat. Jadi tidak serta merta melarang mudik, tapi menerapkan prosedur," kata
              dia.

              Sementara, Wakil Ketua Komisi IX Melkiades Laka Lena mengatakan kebijakan pemerintah dalam
              memangkas cuti bersama adalah kebijakan yang tak populer. Namun, hal ini bisa dipahami demi
              menekan penyebaran Covid-19.

              "Tentu kebijakan ini kami pahami memang tidak populer, tapi yang pasti ini satu-satunya jalan
              kita untuk menekan pandemi. Kami pahami kebijakan Pemerintah ini untuk menjaga kurva kasus
              Covid," kata Melki di Jakarta, Selasa (23/2/2021).

              Dia menyarankan, pemangkasan itu juga dibarengi pembatasan mudik.
              "Pemangkasan  cuti  lebaran  dan  pembatasan  mudik  lebaran,  akan  juga  membatasi  potensi
              pergerakan virus yang ada pada orang per orang pada saat lebaran atau liburan," ujar Melki.

              Politikus Golkar ini berharap kedua pembatasan itu bisa mencegah kenaikan kasus Covid-19 yang
              sering terjadi pasca libur dan cuti bersama.

              "Sehingga  pengendalian  Covid-19  akan  lebih  bisa  dikendalikan,  ketika  orang  dibatasi  untuk
              bergerak bersama dalam jumlah banyak," tandas Melki.

              Epidemiolog  dari  Griffith  University  Dicky  Budiman  meminta  pemerintah  membuat  langkah
              lanjutan  usai  memangkas  cuti  bersama.  Pemerintah  daerah  bisa  memperkuat  regulasi
              pengetatan aktivitas di daerah masing-masing. Dicky memahami di satu sisi pariwisata tetap
              ingin berjalan dan masyarakat pun sudah jenuh dengan situasi pembatasan berkegiatan.
                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55