Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 51

Misalnya, kata dia, di tempat-tempat seperti pantai, pegunungan, atau daerah yang biasanya
              didatangi orang untuk berlibur bisa berlakukan protokol yang ketat. Serta hanya digunakan untuk
              warga di daerah itu saja, bukan dari luar kota.

              "Ini  yang  harus  disiapkan  jauh  hari,  tidak  seperti  kebijakan  sebelumnya,  keputusannya
              mendadak. Orang-orang sudah mau pergi," kata Dicky kepada Liputan6.com .

              Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus konsisten jika ingin membatasi mobilitas warganya.

              "Jangan seperti sebelumnya, diimbau tidak keluar malah banyak diskon di pesawat, kereta api,
              hotel, kelonggaran bepergian. Ini tidak seirama. Ini yang harus kita koreksi," ujar dia.

              Selain  itu,  pemerintah  juga  harus  berupaya  menemukan  sebanyak  mungkin  kasus  inveksi,
              dengan deteksi dini, dan peningkatan tracing. Serta memperketat pelaksanaan 5 M, memakai
              masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi
              mobilisasi dan interaksi.

              Sementara,  Epidemiolog  dari  Universitas  Indonesia,  Syarizal  Syarif  menilai  memangkas  cuti
              bersama  menjadi  hanya  2  hari  saja  tidak  akan  berpengaruh  dalam  pencegahan  penyebaran
              Covid-19. Hal yang paling berpengaruh, kata dia, adalah melakukan pemeriksaan spesimen dan
              penelusuran kontak erat.

              "Jendela masuk ke rumah wabah itu adalah tes, kalau tes tidak memadai maka kita tidak tau
              persis di dalam rumah ada apa, jadi seberapa besar problem yang ada di masyarakat itu tidak
              kelihatan, kita hanya melihat dentuman letusan angka positif rate, yang masih lebih dari 20. Itu
              tinggi tapi itu hanya letusan aja, kita tidak tahu dalemnya, kalau mau tahu persisnya di dalem
              ya memang tes dan tracing harus diperkuat," kata Syarizal kepada Hal yang sama juga dikatakan
              oleh  Pengamat  Kebijakan  Publik  Pheni  Chalid  menilai  pemotongan  libur  panjang  tidak  akan
              berpengaruh  besar  dalam  menekan  penyebaran  Covid-19.  Meskipun,  secara  terori  bisa
              mengurangi penyebaran Covid-19 karena masyarakat tidak pergi berlibur.
              "Sebenarnya  kan  intinya  bukan  di  situ,  tapi  tentang  pemahaman  masyarakat  terhadap
              penyebaran  virus  nah  jadi  itu  yang  paling  penting  sebenarnya  bukan  persoalan  liburnya.
              Pemerintah walaupun nggak memotong kan work from home kan orang di rumah, orang tetap
              pergi-pergi keluar," kata Pheni kepada Liputan6.com .
              Dia mengatakan, seharusnya sejak awal pemerintah memberlakukan lockdown total 14 hari,
              atau selama masa inkubasi virus. Di situlah, akan terdeteksi siapa saja yang terpapar Covid-19.
              Namun, hal itu akan sulit dilakukan saat ini lantaran sudah banyak masyarakat yang terpapar.

              "Ya sekarang mungkin susah, harusnya diawal-awal," ujar dia.

              Dia pun meminta agar pemerintah konsisten saat melarang masyarakat bepergian. Misalnya,
              dengan menutup semua transportasi.

              "Pesawat nggak jalan, bus nggak jalan, mobil nggak jalan, kereta api nggak jalan. Nah, sekarang
              pejabat saja masih hilir mudik," kata dia.

              Sementara masyarakat juga diharapkan menaati peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
              Dengan menjalankan protokol kesehatan dan tak bepergian.









                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56