Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 220

positive - Timboel Siregar (Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia) Tentunya tidak sebatas
              menaikkan UM 2021, diharapkan para Gubernur, Walikota dan Bupati juga bisa mengalokasikan
              APBD nya untuk mendukung daya beli pekerja dengan memberikan subsidi atau diskon kepada
              pekerja  penerima  upah  sebatas  UM  untuk  membeli  kebutuhan  pokok  seperti  beras,  minyak
              goreng dsb



              Ringkasan

              Kehadiran Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan tentang penetapan Upah Minimum 2021 yang
              ditujukan  kepada  para  gubernur  merupakan  hal  biasa  yang  tiap  tahun  memang  dikeluarkan
              sebagai acuan bagi para gubernur sebelum menetapkan UM tahun berikutnya.

              UM ditetapkan oleh para gubernur paling lambat tanggal 1 November tahun berjalan.


              SE MENAKER UPAH MINIMUM TAK NAIK, GUBERNUR TIDAK WAJIB PATUHI, JIKA
              ADA PERTIMBANGAN LAIN BOLEH NAIK

              Kehadiran Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan tentang penetapan Upah Minimum 2021 yang
              ditujukan  kepada  para  gubernur  merupakan  hal  biasa  yang  tiap  tahun  memang  dikeluarkan
              sebagai acuan bagi para gubernur sebelum menetapkan UM tahun berikutnya.

              UM ditetapkan  oleh  para gubernur  paling  lambat tanggal  1  November tahun  berjalan.  "Jadi,
              sebelum  tanggal  1  November  2020  para  gubernur  diharapkan  sudah  menetapkan  UM,  baik
              berupa UMP maupun UMK.

              Saya menilai SE Menaker tersebut adalah sebuah imbauan, dan bukan sebuah regulasi yang
              wajib  dipatuhi  Gubernur,"  kata  Sekjen  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel
              Siregar di Jakarta, Selasa 3 November 2020.
              Dikatakan, mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 ataupun UU Cipta Kerja, yang memiliki hak
              prerogatif menetapkan UM adalah gubernur, sehingga bisa saja gubernur menetapkan UM tidak
              sesuai dengan SE Menaker. "Hal ini kerap kali terjadi di tahun-tahun sebelumya. SE Menaker
              mengimbau dan meminta 8 persen tetapi ada gubernur yang menetapkan kenaikan UM lebih
              dari 8 persen. Ini biasa terjadi dari tahun ke tahun," tutur Timboel.

              Seperti  diketahui,  SE  Menaker  Nomor  M/11/HK.04/X/2020  tentang  Penetapn  Upah  Minimum
              tahun 2021 pada masa Pandemi Covid-19 meminta para gubernur, pada poin 1, untuk tidak
              menaikkan UM di tahun 2021. Ini artinya UM 2021 akan sama dengan UM di 2020 saat ini.
              "Permintaan  Bu  Menaker  kepada  Gubernur  untuk  tidak  menaikkan  UM di  2021  didasari  oleh
              perhitungan 64 item KHL (Kebutuhan Hidup Layak) yang telah ditetapkan Bu Menaker.

              Walaupun ada kenaikan 4 item KHL, sebelumnya 60 item KHL, namun pemerintah menurunkan
              kualitas item-item KHL lainnya sehingga ketika dijumlah berdasarkan data BPS maka nilai total
              KHL sebagai acuan UM di 2021 tidak mengalami kenaikan." "Saya kira penambahan 4 item KHL
              dengan menurunkan kualitas beberapa item KHL yang lama adalah tidak tepat, dan ini tidak
              obyektif melihat kondisi riil di masyarakat.

              Saya menilai hal tersebut dilakukan Pemerintah hanya untuk mencapai target yaitu tidak ada
              kenaikan UM di 2021. Ini tidak fair," tegasnya.

              Timboel mengakui, kenaikan UM tiap tahun biasanya telah menjadi sumber perselisihan antara
              pemerintah, Apindo dan SP/SB, yang biasanya berujung di Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN),
              dan tahun ini sepertinya akan terulang lagi.
                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225