Page 223 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 223

Pasalnya,  menurut  sejumlah  organisasi  serikat  buruh,  sebaran  pandemi  tidak  secara  mutlak
              mengganggu  perekonomian  khususnya  bagi  perusahaan-perusahaan  pengelola  kelapa  sawit
              atau perkebunan kelapa sawit, pertambangan, farmasi dan komoditi lainnya.

              Demikian dikatakan Wakil Ketua PC FSPPP-SPSI wilayah kerja Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu
              dan  Labuhanbatu  Selatan,  Andre,  Ketua  SBMI  Labuhanbatu,  Ishak  dan  Sekretaris  PC  FSPMI
              Labuhanbatu, Anto Bangun, Selasa (3/11) di Rantauprapat.

              Menurut  Andre,  rasa  kekecewaan  wajar  muncul  yang  juga  dikarenakan  surat  edaran  yang
              dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja sebagai rujukan penetapan UMP Sumut tidak merujuk pada
              PP nomor 78 tahun 2015 yang menjelaskan kenaikan upah dengan rumus, PDRB pertumbuhan
              ekonomi nasional (%) ditambah kenaikan inflasi nasional (%) diambil per-September.

              "Jadi, mengapa harus kita ikuti surat edaran menteri itu, harusnya bapak Gubernur Sumatera
              Utara bisa memikirkan rakyatnya daripada surat edaran tersebut. Padahal di dalam surat edaran
              itu, tetap mengacu kepada PP nomor 78 tahun 2015," terangnya.
              Hal senada diutarakan Ishak, secara otomatis besaran UMP akan sangat mempengaruhi Upah
              Minimum Kabupaten (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK).

              Seharusnya keputusan Gubsu tersebut dan SE Menaker RI No.M/11/HK.04/2020 tentang UMP
              tahun 2021 ada pengecualian ketidaknaikan upah buruh. Sebab komiditi sawit atau perkebunan
              sawit, tambang, farmasi, dan beberapa komiditi lainnya tidak terdampak pandemi Covid-19.

              Seyogyanya  sambungnya,  pihak  yang  berunding  untuk  merumuskan  upah  benar-benar
              melakukan  riset  dan  investigasi  lapangan  secara  baik.  Pihaknya  berharap  UMP  yang  sudah
              diputuskan kembali ditinjau ulang penetapannya.

              "Jangan disapu ratakan ketidaknaikan upah buruh/pekerja tahun 2021 ini. Menurut saya, ada
              upah  yang  harus  di  naikan  karena  komiditi  perusahaan  yang  bersangkutan  tidak  terdampak
              pandemi Covid-19," tegas Ishak.

              Begitu  juga  disampaikan  Anto  Bangun,  terkait  UMK  Labuhanbatu,  mereka  meminta  kepada
              Dewan Pengupahan Kabupaten untuk segera melakukan pembahasan yang nantinya besaran
              kenaikannya minimal sama dengan tahun 2020.

              "Iya,  kenaikan  minimal  sebesar  8,75%  dari  UMK  tahun  2020.  Kondisi  pandemi  memang
              berdampak  kepada  dunia  usaha,  tetapi  kan  tidak  secara  keseluruhan.  Untuk  Kabupaten
              Labuhanbatu mayoritas perkebunan dampak covidnya tidak terlalu signifikan, proses produksi
              masih berjalan normal seperti sebelum adanya Covid-19," paparnya.

              Reporter: Joko Gunawan Editor: Bernadetta Febriana.





















                                                           222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228