Page 381 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 381

KSPI  Minta  UU  Cipta  Kerja  Nomor  11  Tahun  2020  Dicabut,  Said  Iqbal:  Merugikan  Buruh
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama buruh Indonesia meminta agar UU Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dicabut atau dibatalkan.

              "Setelah kami pelajari, isi undang-undang tersebut khususnya terkait klaster ketenagakerjaan
              hampir seluruhnya merugikan kaum buruh," kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Selasa
              (3/11/2020).

              Menurut kajian dan analisis yang dilakukan KSPI bahwa dalam salinan UU No 11 Tahun 2020
              khususnya klaster ketenagakerjaan, ditemukan banyak pasal yang merugikan kaum buruh. Yang
              merugikan di antaranya berlakunya kembali sistem upah murah, PKWT atau karyawan kontrak
              seumur hidup, outsourcing seumur hidup, dan nilai pesangon dikurangi.

              "Oleh karena itu KSPI meminta nilai pesangon dikembalikan sesuai isi UU 13/2003," tuturnya.

              Hal lainnya yang disoroti buruh dari UU No 11 Tahun 2020 adalah PHK menjadi mudah dengan
              hilangnya  frasa  batal  demi  hukum  terhadap  PHK  yang  belum  ada  penetapan  dari  lembaga
              penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

              KPSI  juga  menilai Tenaga  Kerja  Asing  (TKA) buruh  kasar  cenderung  akan  mudah  masuk  ke
              Indonesia karena kewajiban memiliki izin tertulis menteri diubah menjadi kewajiban memiliki
              rencana  penggunaan  tenaga  kerja  asing  yang  sifatnya  pengesahan.  Selain  itu,  cuti  panjang
              berpotensi hilang karena menggunakan frasa dapat, jam kerja dalam penjelasan UU No 11 Tahun
              2020 memberi peluang ketidakjelasan batas waktu kerja.

              "Ini  berpotensi  menyebabkan  buruh  tidak  mendapatkan  jaminan  kesehatan  dan  jaminan
              pensiun, dan beberapa sanksi pidana yang sebelumnya ada menjadi dihilangkan," terang dia.

              UU Cipta Kerja Mulai Berlaku, Kini Berisi 1.187 Halaman Undang-Undang Cipta Kerja kini resmi
              diundangkan setelah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Senin (2/11/2020). Draf resmi
              UU Cipta Kerja ini juga telah diunggah pemerintah di situs Kementerian Sekretariat Negara, yang
              beralamat di https://jdih.setneg.go.id.

              Secara resmi, aturan ini bernama Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
              Kali  ini,  draf  resmi  UU Cipta  Kerja  memiliki  1.187  halaman.  Sebelum  draf  resmi  ini  beredar,
              masyarakat sempat dibuat bingung karena sejak pengesahan di rapat paripurna DPR pada 5
              Oktober 2020, tidak ada versi resmi draf final sejak berbentuk RUU Cipta Kerja.

              Pada 5 Oktober 2020 sebelum rapat paripurna berlangsung, Kompas.com mendapatkan draf
              versi  905  halaman  dari  dua  pimpinan  Badan  Legislatif  DPR.  Kemudian,  beredar  versi  1.035
              halaman yang dikonfirmasi oleh Sekjen DPR Indra Iskandar pada 12 Oktober 2020.

              Sehari kemudian, 13 Oktober 2020, DPR kembali mengonfirmasi mengenai versi 802 halaman,
              dengan isi yang disebut tidak berbeda dengan versi 1.035 halaman.

              Adapun,  draf  UU  Cipta  Kerja  dengan  1.187  halaman  ini  sejalan  dengan  pernyataan  PP
              Muhammadiyah  dan  Majelis  Ulama  Indonesia,  yang  mengaku  menerima  draf dengan  jumlah
              halaman  seperti  yang  dimaksud.  Hal  ini  kemudian  dikonfirmasi  Menteri  Sekretaris  Negara
              Pratikno.  Menurut  dia,  tidak  ada  perubahan  yang  signifikan  antara  draf  itu  dengan  yang
              disampaikan DPR.

              "Substansi RUU Cipta Kerja dalam format yang disiapkan Kemensetneg (1.187 halaman) sama
              dengan naskah RUU Cipta Kerja yang disampaikan oleh DPR kepada Presiden," ucapnya, pada
              23 Oktober 2020.




                                                           380
   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385   386