Page 456 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 456

Judul               Ketentuan PHK yang Diubah dalam UU Cipta Kerja
                Nama Media          kompas.com
                Newstrend           Omnibus Law
                Halaman/URL         https://nasional.kompas.com/read/2020/11/03/09061451/ketentuan-
                                    phk-yang-diubah-dalam-uu-cipta-kerja
                Jurnalis            Tsarina Maharani
                Tanggal             2020-11-03 09:06:00
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000
                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif



              Narasumber

              negative - Nabiyla Izzati (Pengajar Hukum Ketenagakerjaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah
              Mada  (UGM))  Kalau  negara  bersikap  netral,  maka  secara  tidak  langsung  negara  sebenarnya
              sedang meninggalkan perannya untuk melindungi pekerja dan melindungi pengusaha



              Ringkasan

              UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 mengubah ketentuan tentang pemutusan hubungan kerja
              (PHK) antara pengusaha dan pekerja.Pengubahan ketentuan itu diatur dalam Pasal 81 angka 37.
              Aturan ini mengubah ketentuan Pasal 151 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. Pasal
              151 Ayat (1) menyebutkan bahwa PHK sebisa mungkin tidak terjadi.



              KETENTUAN PHK YANG DIUBAH DALAM UU CIPTA KERJA

              UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 mengubah ketentuan tentang pemutusan hubungan kerja
              (PHK) antara pengusaha dan pekerja. Pengubahan ketentuan itu diatur dalam Pasal 81 angka
              37. Aturan ini mengubah ketentuan Pasal 151 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. Pasal
              151 Ayat (1) menyebutkan bahwa PHK sebisa mungkin tidak terjadi.

              Namun,  Pasal  151  Ayat  (2)  menyebut,  jika  PHK  tidak  dapat  dihindari,  pengusaha  harus
              memberitahukan  alasannya  kepada  pekerja/buruh.  Hal  ini  mengubah  Pasal  151  Ayat  (2)  UU
              Ketenagakerjaan yang mengatakan bahwa PHK tidak dihindari, perusahaan wajib merundingkan
              dengan pekerja, atau bukan sekadar memberi tahu alasan ia di-PHK.

              Selanjutnya, Pasal 151 Ayat (3) berbunyi, jika tidak ada persetujuan, PHK hanya bisa dilakukan
              jika  ada  penetapan  dari  lembaga  PHI.  Pengajar  Hukum  Ketenagakerjaan  Fakultas  Hukum
              Universitas Gadjah Mada (UGM) Nabiyla Izzati menilai, klaster ketenagakerjaan dalam UU Cipta
              Kerja disusun dengan logika hukum yang keliru.




                                                           455
   451   452   453   454   455   456   457   458   459   460   461