Page 498 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 498

Dicontohkan Andri, misalnya sektor usaha telekomunikasi yang justru meraup keuntungan di
              tengah pandemi Corona.
              Pasalnya pembatasan pertemuan tatap muka atau mereka yang bekerja dari rumah lebih banyak
              memanfaatkan akses internet.

              "Kesehatan kan nggak terdampak, terus jasa keuangan, telekomunikasi malah dia meningkat.
              Sedangkan  yang  terdampak  itu  otomotif,  hotel, bioskop,  mal,"  ujar  Andri  kepada  wartawan,
              Senin (2/11/2020).

              Perusahaan yang mau dibebaskan dari aturan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di tahun
              2021 harus membuat surat permohonan, lengkap dengan laporan keuangan satu tahun terakhir.

              Laporan keuangan itu bisa memperlihatkan apakah perusahaan tersebut merugi karena pandemi
              atau justru untung.
              "Perusahaan bisa melampirkan keuangan satu tahun terakhir dan kita juga bisa lihat begitu dia
              mengajukan dari mana bisa kelihatan itu," ucap dia.

              Tapi bagi perusahaan yang tidak mengajukan permohonan, maka dianggap telah menyanggupi
              kenaikan upah sesuai aturan UMP DKI 2021.

              Lebih lanjut, Disnakertrans DKI nantinya akan membuat SOP terkait ketentuan itu.
              "Memang secara detail akan kita susun SOP-nya seperti apa, kriterianya seperti apa. Ini kan
              masih jauh, masih dua bulan," jelas Andri.

              Sebagai informasi Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meneken Surat Edaran (SE) Nomor
              M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona
              Virus Disease 2019 (Covid-19).

              Dalam SE itu, Menaker memutuskan untuk tidak menaikkan UMP tahun 2021, alias UMP tahun
              depan sama dengan tahun ini.

              Tapi  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  memutuskan  tetap  menaikkan  Upah  Minimum
              Provinsi (UMP) tahun depan sebesar 3,27 persen menjadi Rp 4,4 juta.
              Kebijakan itu dibuat asimetris, yakni berlaku berdasarkan jenis usahanya dan dampak pandemi
              Covid-19.
























                                                           497
   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503