Page 504 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 504

"Saya menaikkan dengan pertimbangan PP (Peraturan Pemerintah) dan setelah mendengar dari
              para pihak buruh, Apindo, dan dewan pengupahan," kata Ganjar ketika dikonfirmasi detikcom
              perihal isu ini, Selasa (3/11/2020).

              Ganjar  menyatakan,  keputusan  untuk  menaikkan  UMP  ini  diambil  demi  iklim  industri  yang
              kondusif. Soal tujuan keterpilihan politik di 2024, itu tidak masuk pertimbangan.

              "Tidak  ada  juga  urusan  dengan  politik  kontestasi  yang  lain.  Saya  harus  menjaga  hubungan
              industrial yang harmonis, agar dunia usaha tetap maju," ujar Ganjar.

              Politikus PDIP ini mengaku mendapat respons positif dari pengusaha usai menaikkan UMP untuk
              2021.  Soal  pendapat  dari  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo),  Hariyadi
              Sukamdani, Ganjar mengaku telah mendapat penjelasan bahwa pernyataan Haryadi soal Pilpres
              2024 hanyalah mendeskripsikan bahwa saat 2021 sudah bukan era Pilkada lagi.

              Apa yang dikatakan Haryadi Sukamdani sebelumnya? Simak halaman berikutnya: Sebelumnya,
              Haryadi Sukamdani menyoroti gubernur-gubernur yang menaikkan UMP 2021 meski Menaker
              sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) bahwa UMP 2021 tidak naik.

              "Rasanya tidak (terkait) pilkada, tapi mau pilpres 2024. Seingat saya nama-nama ini adalah yang
              muncul di polling-polling yang akan berkompetisi di 2024, tapi tidak tahu lah saya tidak bisa
              menjawab itu. Tapi yang jelas ini kurang memperhatikan," tutur Hariyadi di Gedung Permata,
              Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/11) kemarin.

              Gubernur yang tetap ingin menaikkan UMP 2021 di daerahnya adalah Ganjar, Gubernur Jawa
              Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, dan Gubernur Sulawesi Selatan
              Nurdin Abdullah.












































                                                           503
   499   500   501   502   503   504   505   506   507   508   509