Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 204
kerja juga ikut kena dampak Covid-19, begitu pula dengan 1,77 juta orang yang dirumahkan
atau tidak bekerja sementara.
GARA-GARA COVID-19, SERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN TURUN
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan adanya penurunan serapan tenaga
kerja sektor industri pengolahan di masa pandemi Covid-19.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Eko
Cahyanto menyebutkan, hingga Agustus 2020, penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan
hanya mencapai 17,48 juta atau sekitar 13,61 persen dari total tenaga kerja nasional.
"Salah satu dampak pandemi Covid-19 ini adalah adanya penurunan tenaga kerja," kata Eko
dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11/2020).
Adapun, angka ini mengalami penurunan dari Agustus 2019 dimana penyerapan tenaga kerjanya
mencapai 18,93 juta orang atau 14,96 persen dari tenaga kerja nasional.
Lebih lanjut, Eko membeberkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia berada
di level 47,8 per Oktober 2020. Angka ini naik dari posisi September 2020 yang berada di level
47,2.
Dengan kondisi tersebut, level utilisasi industri pengolahan non migas berada di level 56,60
persen, jauh lebih rendah dari posisi sebelum pandemi Covid-19 merebak yang menyentuh level
76,29 persen.
"Utilisasi ini cukup berat bagi sektor industri, karena sebelum pandmei 76 persen, lalu turun
perlahan dan meningkat melalui kebijakan pemerintah," jelasnya.
Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor ketenagakerjaan tidak bisa dianggap remeh. Menteri
Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi
29,12 juta penduduk usia kerja. Beberapa diantaranya menjadi pengangguran.
Ida merincikan, sebanyak 2,56 juta menjadi pengangguran karena Covid-19. Lalu, 0,76 juta
bukan angkatan kerja juga ikut kena dampak Covid-19, begitu pula dengan 1,77 juta orang yang
dirumahkan atau tidak bekerja sementara.
"Lalu ini yang paling banyak, 24,03 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja atau
shorten hours karena Covid-19," jelas Menaker dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI,
Rabu (25/11/2020).
Lebih lanjut, dari total 203,9 juta penduduk usia kerja, persentase penduduk usia kerja yang
terdampak Covid-19 mencapai 14,28 persen, sedangkan angkatan kerja yang terdampak Covid-
19 mencapai 20,51 persen.
Ida menjelaskan, dampak pandemi tidak hanya menyerang tenaga kerja tapi juga perusahaan
dan industri yang menyediakan lapangan kerja untuk mereka.
Hasil kajian Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan (Barenbang Naker)
menyebutkan, 40,6 persen perusahaan menganggap pandemi Covid-19 sangat merugikan
usahanya.
Lalu, 11 persennya mengatakan pandemi tidak berpengaruh terhadap bisnis. Namun, ada 0,8
persen responden yang bilang Covid-19 menguntungkan bagi bisnisnya.
203