Page 244 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 244
tercatat 47,95 juta orang perempuan yang bekerja. Jumlahnya meningkat setahun setelahnya
menjadi 48,75 juta orang. Pekerja perempuan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan
menyusui sehingga memerlukan pemeliharaan dan perlindungan yang berbeda dengan pekerja
laki-laki di tempat kerja. Perlindungan terhadap pekerja perempuan terdiri dari perlindungan
pada masa haid, perlindungan sebelum dan sesudah melahirkan, perlindungan sesudah gugur
kandung, kesempatan untuk menyusui, dan larangan kerja malam bagi pekerja perempuan yang
hamil. Meskipun demikian, belum semua tempat kerja menyediakan perlindungan tersebut, yang
dapat berdampak negatif bagi keselamatan dan kesehatan pekerja perempuan terutama
kesehatan maternal dan reproduksi pekerja perempuan Bahkan, bicara aspek keselamatan dan
kesehatan kerja, sejatinya tak bisa lepas dari aspek psikologis. Pekerja perempuan masih
dihantui oleh kondisi tidak ramahnya situasi di tempat kerja. Masih banyak kasus pelecehan
seksual terjadi di ranah kerja. Data dari sebuah gerakan bernama menunjukkan terdapat 81%
responden dari total 1240 responden, pernah mengalami pelecehan seksual (2019). Hasil
penelitian ini menjadi suatu tamparan sekaligus potret bahwa aspek K3 termasuk di dalamnya
mencakup sisi psikologis pekerja masih menjadi momok di Indonesia. Ini pun hanya masih terkait
pelecehan seksual, belum terkait perundungan, senioritas, pemerasan, dan sebagainya.
Sebagai lembaga yang berfokus pada isu pemenuhan kesehatan perempuan, FMCH Indonesia
turut ambil bagian dalam memerangi permasalahan tersebut. Sejak 2011, BSR bekerjasama
dengan kami mengimplementasikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pekerja
perempuan dalam menjaga kesehatannya sehingga dapat memaksimalkan produktivitas kerja.
HERHealth Project bahkan juga mencakup aspek keselamatan dan kesehatan kerja pekerja
perempuan, yakni memaksimalkan usaha implmentasinya di tempat kerja. Tidak hanya di
Indonesia, HERHealth project aktif dilaksanakan di Bangladesh, Kamboja, Cina, Mesir, Etiopia,
Haiti, India, Kenya, Myanmar, Pakistan, dan Vietnam. Hingga saat ini FMCH Indonesia telah
mengimplementasikan HERHealth Project di 31 pabrik di Indonesia serta telah melatih +-1.200
Peer Health Educators dan menjangkau +- 65.000 pekerja perempuan.
HERHealth Project menggunakan model pendidikan teman sebaya dalam meningkatkan
pengetahuan dan perilaku kesehatan di tempat kerja. Penggunaan metode ini membuat
penyebaran informasi dan pengetahuan kesehatan di tempat kerja tidak hanya melalu pelatihan
formal saja tapi juga dapat dilakukan di luar jam kerja seperti saat makan siang, perjalanan
pulang, dll. Salah satu pelatihan yang diberikan di HER Health Project adalah mengenai K3. Hal
ini diberikan untuk melindungi pekerja perempuan dari berbagai potensi bahaya yang mungkin
timbul di tempat kerja sehingga terhindar dari penyakit atau kecelakaan akibat kerja.
Namun pada pelaksanaannya seringkali masih ada pekerja wanita dan perusahaan yang belum
menyadari pentingnya K3 sehingga penerapannya di tempat kerja belum maksimal. Pertanyaan
pentingnya, mengapa pekerja perempuan harus diperhatikan secara lebih? Jawaban singkatnya,
mengapa tidak? Perempuan sebagai garda depan di segala aspek membutuhkan hal tersebut.
Asumsi ini diperkuat dengan pernyataan Michele Bachelet, Executive Director of UN Women.
"Suara dan partisipasi perempuan di semua aspek kehidupan sosial sangat penting," ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam konteks di Indonesia, Kementerian Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah,
mengingatkan para pengusaha untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi perempuan.
Baginya, perlindungan bagi pekerja peremuan harus diutamakan karena ketahanannya yang
berbeda dan unik dari laki-laki.
Oleh karenanya, berikut beberapa poin penting dan konkrit yang perlu diperhatikan perusahaan
dalam memberikan perlindungan K3 bagi pekerja perempuan, antara lain: 1.Memastikan semua
tingkat manajemen dan seluruh pekerja tahu isi dan mengikuti kebijakan K3 2.Menyediakan
fasilitas dan sumber daya memadai sehingga kebijakan K3 dapat diimplementasikan dengan baik
3.Kebijakan pelatihan K3 kepada seluruh pekerja secara berkala 4.Membangun sistem dan
aturan yang jelas terkait manajemen perusahaan/lembaga, termasuk terkait anti kekerasan
243

