Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 Maret 2021
P. 38
Ringkasan
Keterampilan digital ( digital skill ) akan menjadi modal utama bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan cita-cita sebagai negara maju pada 2045 mendatang. Lewat kelihaian para generasi
muda dalam mengelola teknologi digital itu diharapkan nantinya lahir inovasi dan terobosan yang
mampu menguatkan ekonomi bangsa. Rumusan itu mengemuka dalam diskusi kolaborasi yang
digelar Institute of Social Economic Digital (ISED), Google Indonesia, dan Alphabeta, konsultan
strategi dan ekonomi dari Singapura, di Jakarta, Kamis (18/3). Selain narasumber dari tiga
lembaga itu, Diskusi ISED Series ke-11 bertajuk 'Digital Skills for The Future: Mewujudkan Visi
Indonesia Maju 2045 melalui Peningkatan Keterampilan Digital' ini menghadirkan Menteri
PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Dirjen IKMA Kemenperin, Direktur Bina Produktivitas
Kemenaker, Presiden Asosiasi Game Indonesia Cipto Adiguno, dan lainnya.
KETERAMPILAN DIGITAL JADI KUNCI UTAMA KEMAJUAN INDONESIA PADA 2045
KETERAMPILAN digital ( digital skill ) akan menjadi modal utama bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan cita-cita sebagai negara maju pada 2045 mendatang. Lewat kelihaian para generasi
muda dalam mengelola teknologi digital itu diharapkan nantinya lahir inovasi dan terobosan yang
mampu menguatkan ekonomi bangsa.
Rumusan itu mengemuka dalam diskusi kolaborasi yang digelar Institute of Social Economic
Digital (ISED), Google Indonesia, dan Alphabeta, konsultan strategi dan ekonomi dari Singapura,
di Jakarta, Kamis (18/3). Selain narasumber dari tiga lembaga itu, Diskusi ISED Series ke-11
bertajuk 'Digital Skills for The Future: Mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045 melalui Peningkatan
Keterampilan Digital' ini menghadirkan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Dirjen
IKMA Kemenperin, Direktur Bina Produktivitas Kemenaker, Presiden Asosiasi Game Indonesia
Cipto Adiguno, dan lainnya.
Founder ISED Sri Adiningsih mengatakan, Indonesia Emas pada 2045 yang maju, adil sejahtera
hanya bisa dicapai jika Indonesia membangun digital talent yang berdaya saing global. "Selain
itu, infrastruktur digitalisasi yang berkualitas juga menuntut bisa dilakukan secara merata di
seluruh Tanah Air," ujar Sri Adiningsih.
Sri mengatakan, masa pandemi covid-19 menimbulkan sejumlah ketidakpastian ekonomi dan
berdampak serius pada pasar tenaga kerja. Pada 2020 perekonomian global mengalami kontraksi
4% sebagai dampak dari kebijakan lockdown dan pembatasan sosial yang diterapkan di hampir
seluruh negara di dunia. Demikian pula di Indonesia, lanjutnya, perekonomian juga terkontraksi
sebesar 2,07%.
"Perubahan ekonomi ini menunjukkan adanya kesenjangan keterampilan ( skills mismatches )
dan menjadi tantangan besar hampir di seluruh industri," katanya.
Menurut Sri, di tengah kondisi yang tertekan ini, Indonesia perlu melakukan reskilling dan
upskilling yang sistematis agar mampu menghadapi tantangan besar tersebut.
"Sistem pendidikan dan pelatihan di Indonesia juga perlu menyesuaikan dengan perubahan pola
dan permintaan tenaga kerja, serta membuka akses pelatihan dan pengembangan keterampilan
seluas-luasnya untuk semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi yang efektif antara
para pemangku kepentingan adalah sebuah keharusan," ujarnya.
Engagement Manager AlphaBeta Genevieve Lim mengatakan, peningkatan keterampilan digital
di Indonesia akan sangat penting untuk ekonomi masa depan. Saat ini, jelas dia, pekerja dengan
keterampilan digital berkontribusi sekitar Rp908 triliun pada ekonomi Indonesia. Jumlah ini,
katanya, mencapai sekitar 6% dari pendapatan domestik bruto.
37