Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JULI 2021
P. 190
Menurutnya, bila diperkirakan mal yang ada di Sumut ini sekitar 10 maka kerugian bisa capai Rp
50 miliar per bulannya.
Sementara itu, Herri menuturkan, sejak Covid-19 jumlah pengunjung sudah turun ditambah
pengeluaran yang semakin meningkat karena harus menyediakan sanitizer, area pencuci tangan,
alat cek suhu tubuh, sehingga pusat pembelanjaan ini sangat terpukul.
Dengan keadaan ini, Herri berharap pemerintah segera memberikan stimulus bagi pusat
pembelanjaan untuk meringankan beban.
"Kami berharap dari pemerintah agar adanya stimulus karena sampai saat ini kami tidak
diberikan, kami seperti anak tiri karena hotel saja diberikan stimulus. Setidaknya adanya stimulus
berupa pengurangan pajak, biaya listrik, dan lainnya yang mempermudah kami. Pemerintah juga
kita harap agar tegas atas dalam kebijakan ini dan jangan digantung-gantung terhadap semua
sektor," tutupnya.
Pedagang Resah Sejumlah toko pedagang nonesensial di pasar tradisional Kota Medan mulai
tutup sejak hari ini hingga 20 Juli 2021. Pasar tradisional tersebut seperti Pasar Petisah, Pajak
Ikan Lama, dan Pusat Pasar Medan.
Kabag Hukum Humas PD Pasar Petisah Hafiz Ibrahim Siregar mengutarakan bahwa hanya toko
sembako, sayur mayur, dan toko esensial lainnya yang diizinkan beroperasi.
"Kita mulai hari ini hingga tanggal 20 Juli sudah tutup khususnya untuk pedagang nonesensial
seperti pakaian, kosmetik, dan lainnya," ujar Hafiz, Jumat (16/7/2021).
Ditambahkannya, terkait penutupan sementara ini telah disosialisasikan beberapa hari lalu
dengan para pedagang.
"Hal ini sudah kami sosialisasi jauh hari hingga semalam puncak kami imbau untuk tutup
sementara," kata Hafiz.
Bahkan dengan kebijakan ini menurutnya, tentu berpengaruh pada pedapatan mereka karena
tidak ada retribusi atau pengutipan dan ia mengaku ada sekitar ratusan pedagang nonesensial
yang harus tutup sementara.
Sementara itu, Endar Lubis selaku pedagang pakaian mau pun perlengkapan busana muslim
Pajak Ikan Lama Medan mengutarakan dengan kebijakan ini sangat membuat mereka para
pedagang resah.
"Bagaimana kelangsungan hidup karyawan. Kita sudah tutup tapi apa kompensasi pemerintah.
Nanti kita mati bukan karena corona tapi kelaparan. Yang saya pikirkan bagaimana nasib
pegawai saya, apa yang mau dimasaknya berhubung kami harus tutup," tambahnya.
Selain itu para pedagang toko non esensial lainnya di pasar tradisional juga mengungkapkan hal
yang sama dan sebagian besar terpaksa menutup karena takut didenda.
Namun, terlihat masih ada beberapa pengunjung yang hendak belanja di toko nonesensial
bahkan terkejut saat melihat suasana pasar tradisional sudah sepi. (Kartika Sari).
189