Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 97

"Terkait PHK pesangon, nah memang di PP, kalau dibilang setengah tidak betul itu," ucap Staf
              Ahli  Kemenko  Bidang  Perekonomian  Bidang  Regulasi,  Penegakan  Hukum,  dan  Ketahanan
              Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi, Jumat (5/2).

              Menurut Elen, dalam UU Cipta Kerja sudah diatur berapa nilai pesangon yang harus didapat.
              Misalnya, untuk pensiun ada pengalinya sendiri dan kalau meninggal akan mendapatkan uang
              pesangon dua kali dari yang diatur dalam UU Cipta Kerja.

              "Kalau dia cacat atau sakit berkepanjangan, angka pengalinya adalah pesangonnya dua juga,
              kalau pensiun kalau tidak salah 0,75. Menurut hemat kami, kalau dibilang setengah tidak betul,"
              terang Elen.

              Ia menyatakan ada basis perhitungan pesangon untuk masing-masing jenis PHK. Artinya, semua
              jenis PHK tidak disamakan dalam perhitungan pesangon.

              "Mungkin ada angkanya, untuk meninggal dua kali, kemudian untuk pesangon, cacat tetap dan
              berkepanjangan juga tetap dua kali," jelas Elen.

              Sementara, dalam RPP bidang Ketenagakerjaan, di antaranya tentang Perjanjian Kerja Waktu
              Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Serta PHK dituliskan bahwa korban PHK
              karena perusahaan tutup dan merugi hanya bisa mengantongi pesangon 0,5 kali dari patokan
              yang diatur dalam Pasal 39 (2) RPP tersebut.

              Namun, pekerja akan tetap mendapatkan uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
              hak.

              Hal  ini  juga  berlaku  untuk  korban  PHK  karena  terjadi  pengambilalihan  perusahaan  yang
              mengakibatkan terjadinya perubahan syarat kerja dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan
              hubungan kerja, dan perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan perusahaan mengalami
              kerugian.

              Kemudian,  perusahaan  tutup yang disebabkan  perusahaan  mengalami  kerugian  secara  terus
              menerus selama 2 tahun atau mengalami kerugian tidak secara terus menerus selama 2 tahun,
              perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeur), dan perusahaan dalam
              keadaan  penundaan  kewajiban  pembayaran  utang  yang  disebabkan  perusahaan  mengalami
              kerugian.

              Berikutnya, perusahaan pailit, dan pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur
              dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, dan sebelumnya
              telah diberikan surat peringatan pertama, kedua dan ketiga secara berturut-turut.

              Uang  pesangon  diberikan  1  kali  ketentuan  Pasal  39  ayat  2  berlaku  untuk  korban  PHK  yang
              disebabkan perusahaan melakukan penggabungan, peleburan atau pemisahan perusahaan dan
              pekerja/buruh  tidak  bersedia  melanjutkan  hubungan  kerja  atau  pengusaha  tidak  bersedia
              menerima pekerja/buruh.

              (agt).













                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102