Page 397 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 397

usaha bersikukuh tidak menerapkan UMP DKI Jakarta 2022 sebesar 5,1 persen sesuai dengan
              revisi Pemprov DKI Jakarta.
              Dia mengatakan dunia usaha menyayangkan keputusan tersebut dan telah mengambil sejumlah
              langkah  lanjutan.  Pertama,  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  untuk
              memberikan sanksi kepada kepala daerah yang melawan hukum regulasi ketenagakerjaan.

              Kedua, Apindo meminta Menteri Dalam Negeri Tito Kamavian untuk memberikan pembinaan
              atau sanksi kepada Gubernur DKI Jakarta yang dinilai tidak memahami peraturan perundang-
              undangan.

              Ketiga, Apindo akan menggugat revisi tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika
              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan benar-benar mengimplementasikan regulasi perubahan
              tersebut.  Keempat,  pelaku  usaha  mengimbau  seluruh  perusahaan  di  Jakarta  untuk  tidak
              menerapkan revisi UMP DKI Jakarta 2022 sembari menunggu keputusan PTUN yang berkekuatan
              hukum tetap.
              "Namun, tetap mengikuti Kepgub DKI Jakarta No. 1395/2021 yang ditetapkan pada 19 November
              2021," ujarnya.

              Sebelumnya, Anies Baswedan memutuskan UMP DKI Jakarta pada 2022 naik sebesar

              5,1 persen menjadi Rp4,64 juta. Anies menyampaikan berdasarkan kajian Bank Indonesia bahwa
              proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5
              persen, inflasi akan terkendali pada posisi 3 persen (2 persen-4 persen).

              Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta memutuskan UMP wilayah DKI Jakarta 2022 naik 5,1
              persen atau senilai Rp225.667 dari UMP 2021.

              Langkah Anies otomatis didukung buruh. Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) mengakui
              langkah Anies bisa berisiko menimbulkan gugatan hukum dari pengusaha ''Memang keputusan
              gubernur soal UMP merupakan objek yang bisa digug.it sampai ke pengadilan. Ini hal yang biasa
              terjadi.  Digugat  pekerja  maupun  pengusaha  dan  memang  respons  secara  yuridis,"  kata
              Sekretaris Jenderal OPSI Timboel Siregar, Senin.

              Timboel  mengatakan  ketidaksepakatan  antara  pemangku  kepentingan  mengemuka  karena
              dialog sosial antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja cenderung tak terjadi dalam proses
              penetapan  UMP.  Hal  ini  telah  terjadi  bahkan  sebelum  aturan  pengupahan  direvisi  dengan
              kehadiran  PP  No.  36/2021.  Dia  menjelaskan  bahwa  penetapan  UMP  sesuai  PPNo.  36/2021
              sejatinya tak hanya mengacu pada variabel-variabel tertentu dalam formula penghitungan.

              Pasal 26 menyebutkan bahwa penyesuaian UMP setiap tahun ditetapkan dalam rentang nilai
              tertentu di antara batas bawah dan batas atas upah di wilayah bersangkutan. "Jadi terlepas
              kenaikan 0,85 persen atau 5,1 persen, kenaikan upah sebenarnya memungkinkan selama tidak
              melampaui batas atas dan bawah. Ini sejatinya bisa jadi ruang dialog, tetapi tidak dimanfaatkan
              pemangku kepentingan," katanya.

              Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz mengimbau semua pihak agar menilai kenaikan UMP DKI
              Jakarta  dengan  nada positif.  Menurutnya,  revisi kenaikan  UMP  yang dilakukan  Pemprov  DKI
              dinilai memiliki dasar yang jelas. Aziz berharap kenaikan UMP tersebut mendorong peningkatan
              pertumbuhan ekonomi di Jakarta tahun depan. fs/sn-eom'






                                                           396
   392   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402