Page 76 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 76

Rencananya  ada  beberapa  kegiatan  yang  sedang  dan  akan  dilaksanakan  berkenaan  dengan
              kegiatan sistem manajemen Jabar Migrant Service Center, diantara-nya telah terumuskannya
              sebuah business plan dan business pmcess dari Jabar Migrant Service Center.

              "Yang  bersamaan  dengan  proses  perumusan  business  plan  ini,  juga  telah  terselenggara
              sosialisasi JMSC ke berbagai perangkat daerah, perusahaan, dan organisasi," kata dia.

              MINAT JADI PMI TINGGI

              Sementara itu, minat masyarakat Kabupaten Cirebon untuk menjadi PMI masih tinggi karena
              upah sebagai pekerja di luar negeri itu lebih besar dibandingkan bekerja di dalam negeri. Titin
              Supriatin, 30, warga Kelurahan Pejambon, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon mengaku
              sangat  tertarik  menjadi  PMI.  Upah  bekerja  di  perusahaan  lokal,  dianggap  belum  memenuhi
              kebutuhan hidup.

              "Saya  punya  mimpi  bangun  rumah,  beli  tanah,  atau  juga  membahagiakan  orang  tua.  Kalau
              bekerja di sini, gajinya belum cukup," kata Titin di Kabupaten Cirebon.

              Titin mengatakan, kalau ia sampai saat ini masih mencari jasa penyalur tenaga kerja resmi dan
              tercatat  oleh  pemerintah.  Bila  terjadi  hal  yang  tidak  diinginkan,  perusahaan  tersebut  bisa
              bertanggung jawab.

              "Banyak tawaran, tapi perusahaannya tidak jelas. Saya ingin yang jelas-jelas saja, supaya aman
              saat bekerja nanti," katanya.
              Menanggapi  hal  tersebut,  Bupati  Cirebon  Imron  Rosyadi  menyebutkan  pemerintah  bakal
              menjamin keselamatan para PMI. Hal tersebut sesuai Undang-undang (UU) nomor 18 tahun
              2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia.

              "PMI ini harus dilindungi mulai dari sebelum bekerja, saat bekerja, atau pun sesudah bekerja.
              Melalui desiminasi ini, perlindungan akan dimulai dari tingkat desa," kata Imron.

              Imron menyebutkan Kabupaten Cirebon merupakan daerah kantong PMI terbanyak kedua di
              Jawa Barat, di bawah Kabupaten Indramayu. Tercatat, pada 2019 jumlah warga yang berangkat
              menjadi PMI sebanyak 9.931 orang. Sedangkan hingga akhir 2020, jumlah PMI di Kabupaten
              Cirebon yang berangkat menurun menjadi 2.803 orang.

              "Hal  tersebut  karena  adanya  pandemi  Covid-19,  dimana  negara  tujuan  melarang  adanya
              kedatangan warga asing," kata Imron.

              Melalui  desiminasi  ini  pun,  kata  Imron,  pemerintah  desa/kecamatan  diminta  melakukan
              penguatan  kompetensi  bagi  calon  PMI.  Sehingga  nantinya,  pekerja  tersebut  bisa  berangkat
              secara  legal.  Selain  itu,  pemerintah  desa/  kecamatan  harus  menyediakan  informasi
              ketenagakerjaan dan layanan migrasi di tingkat desa.

              "Nantinya, masyarakat yang akan berangkat ke negara tujuan bisa tahu bagaimana kondisi di
              sana, hak serta kewajiban setelah bekerja. Jadi nantinya, tidak lagi ada masalah yang menimpa
              PMI," katanya.

              Imron pun mengimbau, kepada calon PMI harus mampu memilih jasa penyalur tenaga kerja
              yang legal, nantinya bila terjadi permasalahan, pemerintah bisa melakukan upaya pertolongan.
              Sepanjang  2021,  kata  Imron,  terjadi  15  kasus  yang  menimpa  PMI  asal  Kabupaten  Cirebon.
              Permasalahan tersebut terjadi karena hilang kontak, kekerasan fisik/verbal, hingga gaji tidak
              dibayarkan.




                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81