Page 125 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 125

Staf  Khusus  Menteri  Keuangan  Bidang  Komunikasi  Strategis,  Yustinus  Prastowo  meminta
              masyarakat  dapat  dengan  bijak  melihat  posisi  utang  pemerintah  sepanjang  2020.  Dia  ingin
              masyarakat tidak hanya sekedar menilai namun mesti ada pembandingan jelas dalam melihat
              posisi utang Indonesia.

              Berdasarkan data World Economic Outlook database 2020 milik IMF, diantara 187 negara, utang
              pemerintah  di  tahun  2020  berada  di  peringkat  154  dunia.  Yakni  hanya  mencapai  sekitar  38
              persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

              "Menilai itu membandingkan. Baiklah kalau tak boleh bicara aman dan lebih baik. Ini sekadar
              peringkat rasio utang terhadal PDB. Di dunia, Kita sekitar urutan 154 (rendah banget), di ASEAN
              hanya di atas Kamboja dan Brunei," jelas dia seperti dikutip dari akun Twitternya @prastow,
              Sabtu (27/2/2021).

              Berdasarkan  posisi  data,  posisi  utang  Kamboja  selama  2020  lebih  rendah  hanya  mencapai
              sebesar  31,47  persen  dari  PDB  negara  tersebut.  Sementara  posisi  utang  Brunei  Darussalam
              hanya mencapai 3,20 persen dari PDB.

              Adapun jika melihat posisi utang India dan Singapura posisi utangnya sudah hampir di atas 50
              persen dari PDB. Di mana masing-masing tercatat 89,33 persen dan 131,18 dari PDB-nya.

              Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,55 juta
              orang pada September 2020, atau setara dengan 10,19 persen dari total penduduk di Indonesia.
              Angka ini naik 1,13 juta orang (0,41 persen) dibandingkan posisi Maret 2020, juga meningkat
              2,76 orang dibanding September 2019.

              Kepala  BPS,  Suhariyanto  mengatakan,  peningkatan  penduduk  miskin  pada  September  2020
              sebagian besar terjadi di perdesaan sebesar 13,20 persen. Sementara untuk posisi perkotaan
              hanya sebesar 7,88 persen.

              "Kalau kita lihat komposisi penduduk miskin antara kota dan desa persentase penduduk miskin
              di pedesaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan di kota," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin
              (15/2/2021).

              Hanya  saja,  menurut  BPS  ada  perbedaan  cukup  signifikan  pada  posisi  penduduk  miskin  di
              September 2020, di mana sebagian besarnya lebih berdampak di perkotaan. Hal ini terlihat dari
              jika  dibandingkan  posisi  September  2019  ada  peningkatan  sebesar  1,32  persen.  Sementara,
              posisi penduduk miskin di perkotaan hanya meningkat 0,60 persen.

              Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor ketenagakerjaan tidak bisa dianggap remeh. Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi
              29,12 juta penduduk usia kerja. Beberapa diantaranya menjadi pengangguran.

              Ida  merincikan,  sebanyak  2,56  juta  menjadi pengangguran  karena  Covid-19.  Lalu,  0,76  juta
              bukan angkatan kerja juga ikut kena dampak Covid-19, begitu pula dengan 1,77 juta orang yang
              dirumahkan atau tidak bekerja sementara.

              "Lalu ini yang paling banyak, 24,03 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja atau
              shorten hours karena Covid-19," jelas Menaker dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI,
              Rabu (25/11/2020).

              Lebih lanjut, dari total 203,9 juta penduduk usia kerja, persentase penduduk usia kerja yang
              terdampak Covid-19 mencapai 14,28 persen, sedangkan angkatan kerja yang terdampak Covid-
              19 mencapai 20,51 persen.



                                                           124
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130