Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 30

FASE BARU BPJS

              Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menjanjikan pengelolaan dana investasi
              yang  lebih  profesional  dengan  mengedepankan  tata  kelola  yang  baik  sehingga  manajemen
              keuangan lembaga tersebut akan lebih sehat dan bertanggung jawab.

              Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek
              Muhammad Zuhri dalam pertemuan dengan dewan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pada
              Selasa (2/3).

              Pertama kalinya setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada 22 Februari 2021, direksi baru Badan
              Penyelenggaraan  Jaminan  Sosial  (BPJS)  Kesehatan  dan  BPJS  Ketenagakerjaan  mengadakan
              pertemuan untuk membahas arahan umum program Jaminan Sosial Nasional.

              Zuhri mengatakan ada tiga pilar yang menjadi sasaran revitalisasi ke depan yang sejalan dengan
              program DJSN. Pertama, peningkatan manfaat kepesertaan, kedua, menjaga tata kelola dengan
              baik. "Ketiga, pengelolaan keuangan dilakukan secara sehat dan bertanggung jawab," tegasnya.

              Menurut dia, peningkatan layanan dan perbaikan tata kelola program Jaminan Sosial Nasional
              ini bahkan akan menjadi sasaran terdekat. Akan tetapi, dia tidak menjabarkan lebih detail teknis
              pelaksanaannya.  Seperti  diketahui,  masalah  pengelolaan  keuangan  dan  investasi  di  BP
              Jamsostek memang sempat mendapat sorotan penegak hukum.

              Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo menuturkan
              jajaran direksi berkomitmen untuk menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan tata kelola
              perusahaan yang baik.

              Selain itu, BP Jamsostek juga akan melakukan sejumlah inovasi, khususnya yang memudahkan
              layanan kepada peserta di masa pandemi Covid-19. Kemudahan pendaftaran dan pembayaran
              iuran, jelasnya, akan menjadi program 100 hari kerja.

              "Kami akan memperbaiki infrastruktur, tidak hanya IT [Information technology] tapi juga SDM
              [sumber daya manusia] dan regulasi," ujarnya.

              INTEGRASI DATA

              Anggoro menuturkan BP Jamsostek menyiapkan integrasi data dengan BPJS Kesehatan untuk
              memperkuat layanan dan menciptakan pusat data atau big data untuk program Jaminan Sosial.

              Menurutnya, penetrasi BPJS Kesehatan yang sudah menjangkau kurang lebih 85% kepesertaan
              bisa dioptimalkan untuk mendukung program BP Jamsostek yang penetrasinya masih dikisaran
              26%.

              Hingga  akhir  tahun  lalu,  jumlah  peserta  BP  Jamsostek  sebanyak  51,76  juta  jiwa.  Adapun,
              kepesertaan BPJS Kesehatan sudah menjangkau lebih dari 220 juta jiwa.

              Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Achmad Yurianto menjelaskan ada sejumlah regulasi
              DJSN yang harus segera dilaksanakan. Beberapa yang menjadi perhatian di antaranya mengenai
              kepesertaan yang perlu menjangkau seluruh warga negara untuk mendapat akses kesehatan
              disertai kendali mutu yang layak dan memadai.

              Menurut  Yuri,  jangkauan  layanan  kesehatan  tidak  sekadar  menjadi  tanggung  jawab  BPJS
              Kesehatan tetapi juga melibatkan stakeholder terkait seperti Badan Kependudukan dan Keluarga
              Berencana Nasional serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan. "Kalau tidak terintegrasi tidak
              akan efektif dan efisien."



                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35