Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 34

Ringkasan

              Regulasi  baru  mengatur  bahwa  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan  mendasari  penetapan
              upah  minimum.  Kalangan  buruh  menilai  formula  baru  justru  memunculkan  ketidakpastian.
              Pemerintah  mengubah  formula  penetapan  upah  minimum.  Nilai  upah  tidak  lagi
              memperhitungkan survei kebutuhan hidup layak, tetapi kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.
              Akan tetapi, rumusan baru ini dianggap berpotensi mendorong ketidakpastian dalam penetapan
              upah minimum pekerja.



              ATURAN BARU FORMULA UPAH

              Regulasi  baru  mengatur  bahwa  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan  mendasari  penetapan
              upah minimum. Kalangan buruh menilai formula baru justru memunculkan ketidakpastian.

              Pemerintah  mengubah  formula  penetapan  upah  minimum.  Nilai  upah  tidak  lagi
              memperhitungkan survei kebutuhan hidup layak, tetapi kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.
              Akan tetapi, rumusan baru ini dianggap berpotensi mendorong ketidakpastian dalam penetapan
              upah minimum pekerja.
              Formula baru upah minimum diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021
              tentang  Pengupahan  sebagai  peraturan  turunan  Un-dang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020
              tentang Cipta Kerja. Peraturan yang merevisi PP No 78/2015 tentang Pengupahan itu mengatur,
              upah  minimum  ditetapkan  berdasarkan  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan,  tidak  lagi
              berdasarkan  komponen  kebutuhan  hidup  layak  (KHL).Kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan
              yang dimaksud meliputi indikator paritas daya beli (purchasing power parity), tingkat penyerapan
              tenaga kerja, dan median upah. Ketiga indikator ini dipakai untuk menetapkan standar upah
              minimum bagi wilayah yang belum memiliki upah minimum kabupaten/kota.

              Sementara itu, untuk menyesuaikan nilai upah minimum provinsi ataupun kabupaten/kota setiap
              tahun, indikator yang digunakan adalah rentang nilai di antara batas atas dan batas bawah upah
              minimum wilayah yang bersangkutan. Batas atas dan bawah dihitung dengan variabel rata-rata
              konsumsi  per  kapita,  rata-rata  banyaknya  anggota  rumah  tangga,  dan  rata-rata  banyaknya
              anggota setiap rumah tangga yang bekerja.

              Besaran upah minimum didapat dengan menyandingkan rentang  nilai batas atas dan bawah
              dengan  variabel  upah  minimum  tahun  berjalan  yang  berlaku  dengan  variabel  pertumbuhan
              ekonomi atau inflasi daerah bersangkutan. Data-data yang dipakai bersumber dari Badan Pusat
              Statistik (BPS).
              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia Timboel Siregar, Selasa (2/3/2021),
              mengatakan,  secara  filosofis,  upah  minimum  seharusnya  adalah  jaring  pengaman  yang
              ditentukan  pemerintah  untuk  menjamin  pekerja  dan  keluarganya  dapat  hidup  layak.  "Upah
              minimum seharusnya melihat juga kondisi paling riil untuk pekerja hidup dengan layak. Tidak
              ada kaitannya dengan tingkat penyerapan tenaga kerja, paritas daya beli, dan median upah,"
              kata Timboel.

              Menurut dia, penggunaan berbagai indikator makroekonomi yang baru itu tidak relevan karena
              tidak menggambarkan kebutuhan riil biaya konsumsi masyarakat pekerja di lapangan. Meski
              survei KHL selama ini juga memiliki kekurangan dan perlu dibenahi, itu bisa menggambarkan
              kebutuhan konsumsi pekerja.

              Penggunaan  sejumlah  indikator  baru  justru  memosisikan  penentuan  upah  dalam  bingkai
              mekanisme pasar, berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Hal itu dinilai merupakan


                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39