Page 332 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 332

"Peraturan  Pemerintah  (PP)  terkait  JKP-nya  itu  ditetapkan  sejak  tanggal  2  Februari.  Jadi  2
              Februari itu sudah berjalan argonya si JKP," ujarnya dalam Diskusi Daring 'Membedah Asuransi
              Pengangguran di Masa Marak PHK' Selasa (9/3).

              Di luar iuran tersebut, lanjut Retno, sumber pendanaan program JKP juga akan berasal dari
              rekomposisi dana program jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) BPJS
              Ketenagakerjaan yang masing-masing sebesar 0,14 persen dan 0,10 persen.

              Pekerja yang dijamin dalam program JKP sendiri diperkirakan sekitar 26,97 juta orang. Mereka
              adalah anggota aktif BPJS Ketenagakerjaan yang berasal dari pekerja di sektor jasa konstruksi
              sebanyak 7,58 juta orang dan pekerja di perusahaan besar, menengah, kecil dan mikro sebanyak
              19,2 juta orang.

              "Datanya  menunggu  verifikasi  dan  validasi  dan  diserahkan  data  kepesertaannya  kepada
              pemerintah.  Nah  juknisnya  (pemotongan  rekomposisi  iurannya)  sedang  kita  siapkan  dalam
              bentuk peraturan menteri," tuturnya.
              Dalam kesempatan yang sama, lanjut Retno, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan juga
              tengah  melakukan  integrasi  data  ke  dalam  Sistem  Informasi  Ketenagakerjaan  (Sisnaker).
              Nantinya  sistem  secara  otomatis  dapat  mengidentifikasi  berapa  banyak  peserta  yang  dapat
              dijamin dalam program JKP.
              "Sekarang  tinggal  bagaimana  menata  BPJS  ini.  Sudah  siap  belum  mengotomatisasi  tadi,  ini
              sedang berjalan," imbuhnya.

              Seperti  diketahui,  sebelumnya  BPJS  Ketenagakerjaan  memastikan  program  JKP  yang  akan
              dijalankan pemerintah sebagai tindak lanjut pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja tak akan
              menambah beban iuran bagi pekerja dan pemberi kerja.

              Meski Pasal 82 Undang-Undang Cipta Kerja mengatur ketentuan peserta JKP adalah mereka
              yang  membayar  iuran,  Deputi  Direktur  Bidang  Humas  dan  Antara  Lembaga  BPJS
              Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja mengatakan iuran tersebut nantinya dibayarkan oleh
              pemerintah pusat.

              Utoh  melanjutkan  pada  prinsipnya  BPJS  Ketenagakerjaan  juga  siap  menjalankan  JKP  yang
              diamanatkan  Undang  undang  Cipta  Kerja.  Namun  karena  program  ini  dibayarkan  oleh
              pemerintah, dibutuhkan suntikan dana awal ke BPJS Ketenagakerjaan. Nantinya dan tersebut
              dapat berasal dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN).



























                                                           331
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337