Page 339 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 339

Ringkasan

              Kejaksaan Negeri Purwokerto menyelidiki kasus dugaan korupsi program Jaring Pengamanan
              Sosial (JPS) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di wilayah Kabupaten Banyumas,
              Jawa  Tengah.  Hari  ini  (9/3),  kami  melakukan  pengamanan  atau  penggeledahan  untuk
              menemukan sebagian barang bukti. Dan dari rumah salah satu (saksi) yang kami periksa hari
              ini, berhasil kami sita uang sebesar Rp470 juta, kata Kepala Kejari Purwokerto Sunarwan saat
              konferensi pers di Kantor Kejari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (9/3) malam.



              KEJARI PURWOKERTO SELIDIKI KASUS DUGAAN KORUPSI PROGRAM JPS
              KEMNAKER

              Kejaksaan Negeri Purwokerto menyelidiki kasus dugaan korupsi program Jaring Pengamanan
              Sosial  (JPS)  dari  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Republik  Indonesia  di  wilayah
              Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

              "Hari ini (9/3), kami melakukan pengamanan atau penggeledahan untuk menemukan sebagian
              barang bukti. Dan dari rumah salah satu (saksi) yang kami periksa hari ini, berhasil kami sita
              uang  sebesar  Rp470  juta,"  kata  Kepala  Kejari  Purwokerto  Sunarwan  saat  konferensi  pers  di
              Kantor Kejari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (9/3) malam.

              Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengamankan 38 stempel kelompok dari total 48 kelompok,
              satu unit komputer, beberapa dokumen perjanjian kerja sama antara 48 kelompok dan Direktorat
              Pengembangan dan Perluasan Kerja pada Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga
              Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Bina Penta dan PKK) Kemnaker RI.

              Menurut dia, total bantuan dari Ditjen Bina Penta dan PKK Kemnaker RI untuk 48 kelompok itu
              mencapai  Rp1,920  miliar  yang  ditransfer  ke  rekening  Bank  Rakyat  Indonesia  (BRI)  milik
              kelompok, masing-masing mendapatkan Rp40 juta.

              "Saat masing-masing perwakilan kelompok menarik uang tersebut, seseorang telah menunggu
              di luar kantor BRI. Dan ketika kelompok itu keluar dari bank, orang tersebut meminta seluruh
              uang itu, sehingga total ada Rp1,920 miliar," katanya.

              Menurut dia, pencairan dana program JPS dari Kemnaker tersebut pada tanggal 1 Desember
              2020.
              Ia  mengatakan  bantuan  program  JPS  dari  Kemnaker  tersebut  sebenarnya  ditujukan  untuk
              kegiatan pemberdayaan masyarakat akibat COVID-19, baik yang menjadi korban pemutusan
              hubungan kerja (PHK) maupun menganggur.

              Dalam  hal  ini,  kata  dia,  Ditjen  Binapenta  dan  PKK  Kemnaker  memberikan  bantuan  kepada
              kelompok masyarakat di desa dan masing-masing kelompok beranggotakan 20 orang.

              "Tujuannya adalah memberdayakan kelompok tersebut. Biar kelompok di desa bisa berusaha,
              bisa mendirikan usaha yang mandiri, tetapi ternyata dalam praktiknya, uang untuk 48 kelompok
              ini diambil oleh satu orang dan mungkin akan berkembang nantinya. Sisa uang itu yang bisa
              kami ketemukan di sini," katanya.

              Lebih  lanjut,  Sunarwan  mengatakan  dalam  penyelidikan  kasus  dugaan  korupsi  program  JPS
              Kemnaker tersebut, pihaknya belum menetapkan tersangka.

              Dalam hal ini, kata dia, pihaknya baru memeriksa sejumlah saksi, salah satunya berinisial AM
              (26), pekerja swasta, warga Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.


                                                           338
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344