Page 302 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 AGUSTUS 2020
P. 302

Adapun anggaran yang tersisa sekitar Rp 41 triliun. Menurutnya, program Padat Karya Tunai
              Desa (PKTD) dinia efektif untuk menekan laju kemiskinan di desa.
              "Setelah BLT sudah tertata semua, kita fokus untuk dana desa yang masih tersedia di desa-desa
              sekitar Rp 41 Triliun perkiraannya, kita arahkan semaksimal mungkin untuk PKTD," ujarnya.

              Selain untuk rebound ekonomi desa, PKTD juga dilakukan untuk merespon arus migrasi yang
              kembali ke desa. Hingga 27 Juli 2020, program PKTD telah menyerap sebanyak 785.845 pekerja
              laki-laki dan 54.870 pekerja perempuan.

              "Nah upah kerja yang dikeluarkan dalam PKTD ini berdampak pada daya beli dan pengurangan
              kemiskinan di perdesaan," ujarnya.

              Lebih lanjut, arahan fokus penggunaan dana desa untuk PKTD ini tertuang dalam SE Menteri
              Desa,  Pembangunan  Daerah  Tertinggal,  dan  Transmigrasi  No  15/2020  tentang  Padat  Karya
              Tunai Desa dan Pemberdayaan Ekonomi Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

              "Jadi tujuan kita untuk PKTD ini, intinya, adalah untuk meningkatkan daya beli, menguatkan
              usaha BUMDes, dan meningkatkan ketahanan ekonomi di desa," pungkas dia.

              Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah untuk memutar kembali roda ekonomi, antara lain
              dengan  melakukan  penempatan  dana  di  perbankan.  Penempatan  yang  telah  dilakukan
              pemerintah adalah Rp 30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara, serta Rp 11,5 triliun di Bank
              Pembangunan Daerah.
              Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penyaluran kredit perbankan sudah mulai
              membaik  seiring  dengan  adanya  penempatan  dana  pemerintah  tersebut.  "Dalam  konteks
              pemulihan, sudah ada penempatan dana pemerintah Rp 30 triliun di Bank Himbara, terasa sekali
              minat penarikan kredit baru mulai membaik," ujar Kartika.
              Hal ini, menurut dia, dibuktikan dengan adanya penyaluran kredit yang cukup besar dari bank-
              bank penerima penempatan dana tersebut. "Setelah adanya penempatan dana Rp 30 triliun di
              akhir Juni, ini sebulan kemudian para bank sudah menyalurkan dalam skala yang cukup besar,"
              ujar dia.

              Pemerintah  telah  meluncurkan  program  program  penjaminan  pemerintah  kepada  korporasi
              padat  karya  dalam  rangka  pemulihan  ekonomi  nasional.  "Perbankan  telah  menandatangani
              perjanjian penjaminan terutama untuk sektor padat karya yang merupakan sektor yang banyak
              memperkerjakan pekerja," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

              Sesuai dengan PP 43/2019 dan/atau padat karya sesuai PMK 16/2020, fasilitas penjaminan kredit
              modal kerja korporasi ditujukan kepada pelaku usaha korporasi yang memiliki usaha berorientasi
              ekspor dan/atau padat karyayang memiliki minimal 300 karyawan.
              Besaran tambahan kredit modal kerja yang dijamin bernilai antara Rp 10 miliar sampai dengan
              Rp 1 triliun. Dalam skema penjaminan kredit modal kerja korporasi, porsi penjaminan sebesar
              60 persen dari kredit, namun untuk sektor-sektor prioritas porsi yang dijamin sampai dengan 80
              persen dari kredit.

              Selanjutnya, pemerintah menanggung pembayaran imbal jasa penjaminan sebesar 100 persen
              atas kredit modal kerja sampai dengan Rp 300 miliar dan 50 persen untuk pinjaman dengan
              plafon Rp 300 miliar sampai Rp 1 triliun. Skema penjaminan direncanakan berlangsung hingga
              akhir 2021 dan diharapkan dapat menjamin total kredit modal kerja yang disalurkan perbankan
              hingga Rp 100 triliun..




                                                           301
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307