Page 17 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 17

menolak  UU  Cipta  Kerja.  Dengan  demikian,  tidak  mungkin  buruh  menerima  peraturan
              turunannya, apalagi terlibat membahasnya," katanya, Kamis (15/10/2020).
              Menurut dia, rentang waktu penyusunan aturan turunan yang relatif singkat diduga membuat
              keberadaan serikat buruh hanya sebagai alat legitimasi. Said pun menyinggung janji DPR untuk
              melibatkan buruh dalam pembahasan. Ternyata, banyak usulan buruh yang tidak di-akomodasi
              sehingga buruh merasa dikhianati.

              "Padahal, kami sudah menyerahkan draf sandingan usulan buruh. Namun, masukan yang kami
              sampaikan banyak yang tidak terakomodasi," katanya. "Tidak benar apa yang dikatakan DPR RI
              bahwa 80% usulan buruh sudah diadopsi dalam UU Cipta Kerja."

              Menurut  Said  Iqbal,  terdapat  empat  langkah  yang  akan  ditempuh  buruh  terkait  dengan
              penolakan  terhadap  UU  sapu  jagat  tersebut.  Pertama,  mempersiapkan  aksi  lanjutan  secara
              terukur, terarah, dan konstitusional, baik di daerah maupun nasional.

              Kedua, bersiap ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk uji formal dan uji materiel. Ketiga, meminta
              legislative review ke DPR dan executive review ke pemerintah.

              Keempat, melakukan sosialisasi atau kampanye tentang isi dan alasan penolakan omnibus law,
              khususnya klaster ketenagakerjaan, kepada buruh.

              Said menyatakan bahwa ke depan, aksi penolakan UU Cipta Kerja oleh buruh akan semakin
              membesar dan bergelombang. (Dewiyatini, Muhammad lrfan, Rani Ummi Fadila)***
















































                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22