Page 226 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 226

Ada juga yang menyebutkan bahwa upah minimum dihitung per jam, ini juga tidak benar. Tidak
              ada perubahan dengan sistem yang sekarang, upah bisa dihitung berdasarkan waktu dsn hasil.
              Kemudian ada yang menyebutkan bahwa semua cuti, cuti sakit, cuti kawinan, cuti khitanan, cuti
              baptis, cuti kematian, cuti melahirkan dihapuskan dan tidak ada kompensasinya. Saya tegaskan
              juga ini tidak benar. Hak cuti tetap ada dan dijamin.

              Kemudian apakah perusahaan bisa mem-PHK kapan pun secara sepihak, ini juga tidak benar.
              Yang benar, perusahaan tidak bisa mem-PHK secara sepihak.

              Kemudian pertanyaan mengenai benarkah jaminan sosial dan kesejahteraan lainnya hilang. Yang
              benar, jaminan sosial tetap ada.

              Yang juga sering diberitakan tidak benar adalah mengenai dihapusnya amdal analisis mengenai
              dampak lingkungan. Itu juga tidak benar. Amdal tetap ada, bagi industri besar harus studi amdal
              yang ketat. tetapi bagi UMKM lebih ditekankan pada pendampingan dan pengawasan.

              Ada juga berita mengenai UU Cipta Kerja ini mendorong komersialisasi pendidikan. Ini juga tidak
              benar  karena  yang  diatur  adalah  pendidikan  formal  di  kawasan  ekonomi  khusus  di  KEK,
              sedangkan  perizinan  pendidikan  tidak  diatur  di  dalam  UU  Cipta  Kerja  ini,  apalagi  perizinan
              pendidikan  di  pondok  pesantren  itu  tidak  diatur  sama  sekali  dalam  UU  Cipta  Kerja  ini  dan
              aturannya yang selama ini ada tetap berlaku.

              Kemudian diberitakan bahwa keberadaan bank tanah. Bank tanah ini diperlukan untuk menjamin
              kepentingan  umum,  kepentingan  sosial,  kepentingan  pembangunan  nasional,  pemerataan
              ekonomi, dan konsolidasi lahan serta reforma agraria. Ini sangat penting untuk akses masyarakat
              terhadap kepemilikan tanah kepemilikan lahan dan kita selama ini tidak memiliki bank tanah.

              Saya  tegaskan  juga  bahwa  UU  Cipta  Kerja  ini  tidak  melakukan  resentralisasi  kewenangan
              pemerintah  daerah  ke  pemerintah  pusat.  Tidak,  tidak  ada.  Perizinan,  berusaha  dan
              pengawasannya tetap dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan NSPK yang ditetapkan
              pemerintah  pusat.  Ini  agar  tercipta  standar  pelayanan  yang  baik  di  seluruh  daerah  dan
              penetapan NSPK ini dapat nanti diatur dalam PP atau Peraturan Pemerintah.

              Selain itu kewenangan perizinan untuk nonperizinan berusaha tetap ada di Pemda sehingga tidak
              ada  perubahan  bahkan  kita  melakukan  penyederhanaan  melakukan  standarisasi  jenis  dan
              prosedur berusaha di daerah, dan perizinan berusaha di daerah diberikan batas waktu. Ini yang
              penting di sini. Jadi ada service level of agreement, permohonan perizinan dianggap disetujui
              apabila batas waktu telah terlewati.

              Saya  perlu  tegaskan  pula  bahwa  UU  Cipta  Kerja  ini  memerlukan  banyak  sekali  Peraturan
              Pemerintah atau PP dan Peraturan Presiden atau Perpres. Jadi setelah ini akan muncul PP dan
              Perpres yang akan kita selesaikan paling lambat tiga bulan setelah diundangkan.

              Kita  pemerintah  membuka  dan  mengundang  masukan-masukan  dari  masyarakat  dan  masih
              terbuka usulan dan masukan dari daerah-daerah.

              Pemerintah  berkeyakinan  melalui  UU  Cipta  Kerja  ini,  jutaan  pekerja  dapat  memperbaiki
              kehidupannya dan juga penghidupan bagi keluarga mereka.

              Jika masih ada ketidakpuasan terhadap UU Cipta Kerja ini silakan mengajukan uji materi melalui
              Mahkamah Konstitusi. Sistem ketatanegaraan kita memang mengatakan seperti itu. Jadi kalau
              masih ada yang tidak puas dan menolak silakan diajukan uji materi ke MK."




                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231