Page 7 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 7

penyusunannya  akan  melibatkan  berbagai  pemangku  kepentingan  sektor  ketenagakerjaan,
              termasuk serikat pekerja/buruh serta pengusaha.


              POLEMIK OMNIBUS LAW, LUHUT: SAYA INGIN MUNDUR SEDIKIT

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, UU
              Cipta Kerja atau Omnibus Law tidak dikerjakan secara terburu-buru.

              Menurut Luhut, inisiasi Omnibus Law telah dilakukan sejak ia menjabat sebagai Menko Polhukam
              pada 2015.

              "Jangan dibilang buru-buru. Saya ingin mundur sedikit ya. Sejak saya Menko Polhukam, Presiden
              sudah  perintahkan  itu.  Dia  melihat,  kenapa  itu  semrawut.  Akhirnya  kita  cari  bentuknya  dan
              ketemulah apa yang disebut Omnibus ini," katanya dalam wawancara satu tahun pemerintahan
              Jokowi-Ma'ruf  Amin  yang  ditayangkan  salah  satu  saluran  televisi  swasta,  Kamis  malam
              (15/10/2020).

              Luhut menuturkan kala itu ia mengumpulkan pakar-pakar hukum dalam inisiasi Omnibus Law.
              Namun, pembahasan baru benar-benar dikerjakan lebih lanjut setelah Pilpres 2019.

              "Jadi tidak ada yang tersembunyi. Semua terbuka, semua diajak omong. Tapi kan tidak semua
              juga bisa diajak omong. Ada keterbatasan," katanya.

              Luhut mengatakan dalam pembahasannya, tidak semua pihak pula sepakat. Ia pun mengakui
              itulah ciri demokrasi yang tidak pernah bulat. Ia juga mengakui Omnibus Law Cipta kerja tidak
              sempurna.

              Namun, ia memastikan kekurangan-kekurangan yang ada akan diatur kemudian dalam aturan
              turunan  berupa  Peraturan  Presiden  (Perpres),  Peraturan  Pemerintah  (PP)  hingga  Peraturan
              Menteri (Permen).
              "Kalau itu diperlukan untuk mengakomodasi kekurangan sana sini," tukasnya.


              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  tengah  mempersiapkan
              Peraturan Pemerintah (PP) sebagai turunan dari UU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.

              Menurut  Menaker  Ida,  aturan  tersebut  rencananya  diselesaikan  pada  akhir  Oktober  dan
              penyusunannya  akan  melibatkan  berbagai  pemangku  kepentingan  sektor  ketenagakerjaan,
              termasuk serikat pekerja/buruh serta pengusaha.

              Ida Fauziyah juga mengatakan sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk
              disahkan, pembahasan rancangan UU Cipta Kerja sudah dilakukan dengan partisipasi publik yang
              melibatkan serikat pekerja, pengusaha dan akademisi.
              "Pemerintah menegaskan sekali lagi bahwa proses penyusunan RUU Cipta Kerja telah melibatkan
              partisipasi publik. Untuk klaster ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan mengundang
              pemangku kepentingan ketenagakerjaan apakah itu serikat pekerja/buruh, pengusaha bahkan
              mengundang  akademisi  dari  perguruan  tinggi  dan  mendengarkan  aspirasi  dari  International
              Labour Organization (ILO)," kata Menaker Ida. (Antara).








                                                            6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12