Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 142

Ringkasan

              Kepala  BPS  Suhariyanto  mengatakan  sekitar  2,56  juta  orang  menjadi  pengangguran  karena
              COVID-19  dalam  konferensi  pers  virtual  yang  diikuti  Tirto  pada  5  November  2020.  Sisanya
              diperkirakan  karena  faktor  lain.  Dengan  penambahan  ini,  jumlah  pengangguran  per  Agustus
              menjadi 9,77 juta, terburuk sejak 2007. Pada 2007, angka pengangguran yang dicapai Indonesia
              adalah 10,01 juta orang. Jika dilihat dari tingkat pengangguran terbuka (TPT), maka TPT bulan
              Agustus 2020 yang sebesar 7,07 persen tertinggi sejak 2011.



              MENILIK KEBIJAKAN PENANGANAN PENGANGGURAN SELAMA PANDEMI COVID-19

              Indonesia tengah melakukan sejumlah upaya untuk menangani pengganguran akibat pandemi
              COVID-19. Namun, sejauh mana upaya tersebut berhasil? Di tengah pandemi COVID-19 yang
              masih  belum  terkendali,  kondisi  ketenagakerjaan  Indonesia  saat  ini  kian  mengkhawatirkan
              dengan terus bertambahnya jumlah pengangguran. Jurnalis korban Pemutusan Hubungan Kerja
              (PHK) bernama Nurul Nur Azizah merasakan sendiri dampaknya.

              Pihak kantor secara mendadak memberitahu Nurul bahwa ia akan di-PHK pada bulan Juli silam
              setelah bekerja selama hampir 3 tahun di perusahaan tersebut. "Antara percaya dan ga percaya,"
              tutur Nurul. "Beberapa bulan setelah kasus PHK, [seakan-akan] masih belum napak di bumi.
              Ibaratnya, kayak apa-apa bingung dan serba ga pasti." Padahal, perempuan berusia 25 tahun
              ini harus membanting tulang di Jakarta demi membantu menghidupi keluarganya di Blitar, Jawa
              Tengah. Orang tuanya yang bekerja sebagai petani memiliki penghasilan yang tidak tetap. Ia
              juga harus membiayai adiknya yang sebentar lagi akan duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

              Nurul saat ini tengah menjalani proses hukum agar dapat dipekerjakan kembali.

              Nurul hanyalah satu dari jutaan orang di Indonesia yang harus merasakan pahitnya kehilangan
              pekerjaan  selama  pandemi.  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  mencatat  ada  2,67  juta  orang  di
              Indonesia yang telah kehilangan pekerjaan sepanjang Agustus 2019-Agustus 2020.

              Kepala  BPS  Suhariyanto  mengatakan  sekitar  2,56  juta  orang  menjadi  pengangguran  karena
              COVID-19  dalam  konferensi  pers  virtual  yang  diikuti  Tirto  pada  5  November  2020.  Sisanya
              diperkirakan karena faktor lain.

              Dengan penambahan ini, jumlah pengangguran per Agustus menjadi 9,77 juta, terburuk sejak
              2007. Pada 2007, angka pengangguran yang dicapai Indonesia adalah 10,01 juta orang. Jika
              dilihat dari tingkat pengangguran terbuka (TPT), maka TPT bulan Agustus 2020 yang sebesar
              7,07 persen tertinggi sejak 2011.

              Sejauh ini, pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mitigasi dampak pandemi COVID-
              19  dan  mengatasi  pengangguran.  Namun,  sudahkah  berhasil  program-program  pemerintah
              untuk membendung arus pengganguran yang semakin deras? Stimulus Terlalu Kecil? Langkah
              masif  pertama  yang  dilakukan  Indonesia  untuk  menangani  dampak  perekonomian  adalah
              dengan meluncurkan berbagai stimulus fiskal. Sebagai contoh, pemerintah telah memberikan
              berbagai  keringanan  pajak  untuk  pegawai  maupun  untuk  para  pengusaha  guna  mencegah
              terjadinya PHK dan membantu pelaku usaha.
              Menurut studi International Labor Organization (ILO), ada korelasi antara besaran stimulus fiskal
              dengan lebih rendahnya pengurangan jam kerja di kuartal kedua tahun 2020. Secara global,
              setiap  penambahan  fiskal  stimulus  sebesar  1  persen  dari  PDB  tahunan  sebuah  negara  akan
              mengurangi kehilangan waktu kerja sebesar 0,8 persen.




                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147