Page 162 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 162

Pada 8 Oktober 2020, massa gabungan buruh hingga mahasiswa bergerak mendekati Istana
              Kepresidenan dari dua arah yakni kawasan Simpang Harmoni dan Jalan Medan Merdeka Barat.
              Namun, polisi menahan mereka sehingga tak bisa bergerak ke taman aspirasi yang berada di
              seberang Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara.

              Jokowi sendiri kala itu tak berada di istana karena sedang melakukan kunjungan kerja meninjau
              lahan food estate di Kalimantan Tengah.

              Aksi  massa  terus  terjadi  bergelombang,  bukan  hanya  di  Jakarta  tetapi  juga  di  daerah  lain.
              Beberapa  berujung  kerusuhan.  Sejumlah  pembantu  Jokowi  dari  mulai  Menko  Perekonomian
              Airlangga Hartarto hingga Menhan Prabowo Subianto menuding ada peran elite hingga negara
              asing yang berada di belakang unjuk rasa.

              Namun,  massa  aksi  yang  umumnya  kelompok  buruh,  mahasiswa,  hingga  koalisi  sipil
              menyanggahnya  dan  menuding  ada  bibit  provokasi  yang  diselipkan  untuk  melemahkan
              perlawanan rakyat karena tudingan anarkis.
              Dalam aksinya, berbagai elemen masyarakat ini menuntut agar Jokowi membatalkan undang-
              undang tersebut, mereka ingin Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
              undang (Perppu) untuk membatalkan undang-undang cipta kerja ini.

              Di samping itu, undang-undang ini kontroversial karena naskahnya usai diketok palu dalam Rapat
              Paripurna DPR 5 Oktober, punya beberapa versi jumlah halaman.

              Semula disebut halaman yang disahkan dan diserahkan ke Istana berjumlah 812 dalam bentuk
              PDF, namun tak berapa lama halaman kembali berubah menjadi 1.187 setelah diteken Jokowi.

              Tak hanya itu, berbagai pasal juga dianggap meresahkan masyarakat. Lantaran terlalu dianggap
              pro kepada kaum pemodal.
              Namun, pemerintah bersikeras apa yang tersebar saat itu adalah informasi bohong yang dibesar-
              besarkan.

              Jumlah Halaman Berubah-ubah Proses finalisasi naskah Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker)
              telah selesai pada tanggal 12 Oktober 2020. Namun, jumlah halamannya bertambah banyak dari
              pada naskah yang telah beredar sebelumnya.

              Sekjen DPR RI Indra Iskandar mengatakan bahwa naskah final UU Ciptaker terdiri dari 1.035
              halaman. Sedangkan naskah yang telah beredar berjumlah 905 halaman.

              Kemudian jumlah halamannya kembali berubah menjadi 812 halaman. Hal itu dikonfirmasi oleh
              Sekjen DPR Indra Iskandar pada tanggal 13 Oktober 2020.

              Akhirnya, DPR RI menjawab kesimpangsiuran mengenai jumlah halaman UU Cipta Kerja. Wakil
              Ketua DPR Azis Syamsuddin menegaskan naskah resmi UU Cipta Kerja adalah berjumlah 812
              halaman.
              Naskah  Diserahkan  ke  Setneg  Setelah  melewati  proses  yang  cukup  panjang  dengan  jumlah
              halaman yang berubah-ubah, akhirnya naskah final Omnibus Law Cipta Kerja diserahkan oleh
              DPR ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Naskah UU Cipta Kerja yang disetorkan
              halamannya berjumlah 812.
              Naskah Diserahkan ke PBNU-MUI Presiden Joko Widodo memerintahkan Mensesneg Pratikno
              untuk menyerahkan secara langsung naskah UU Cipta Kerja ke PBNU dan MUI. Sementara itu,
              Pratikno juga sekaligus menjaring masukan dari sejumlah ormas Islam terkait UU Cipta Kerja
              tersebut.


                                                           161
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167