Page 212 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 212

Hampir  seluruh  lapisan pelaku  ekonomi  terdampak  oleh  pandemi  Covid-19,  termasuk  pelaku
              usaha skala kecil dan mikro. Sehingga sinergi untuk mendorong inklusi ekonomi semakin urgen
              untuk dilakukkan agar lebih banyak usaha kedi, mikro dan subsisten bisa naik kelas menjadi
              usaha  formal  yang  menyumbang  lebih  besar  terhadap  pembentukan  PDB,  meningkatkan
              penyerapan tenaga kerja, sehingga pada akhirnya akan mengurangi angka kemiskinan

              Decymus mengungkapkan salah satu cara untuk meningkatkan inklusi ekonomi adalah melalui
              peningkatan akses ke sektor keuangan dan digitalisasi pembiayaan. Pertumbuhan kredit usaha
              mikro dan kecil menjadi salah satu faktor kunci penunjang pertumbuhan konsumsi per kapita
              penduduk miskin di Riau. Saat ini, penetrasi pembiayaan digital di Riau masih relatif rendah
              dibandingkan  Sumatera  maupun  Nasional,  baik  dari  jumlah  rekening  peminjam  maupun
              pinjaman yang telah disalurkan.

              Untuk  itu,  Bank  Indonesia  Riau  memberikan  rekomendasi  kebijakan  pengembangan  UMKM
              melalui 3 aspek; korporatisasi, digitalisasi, dan pembiayaan. Dari aspek korporatisasi, pemda
              dapat memperkuat kelembagaan UMKM dengan memberikan kemudahan izin berusaha serta
              mendorong kemitraan baik antar UMKM maupun dengan berbagai lembaga di daerah. Kemudian,
              dari aspek digitalisasi, mendorong perluasan kanal pembayaran melalui fintech, e-commerce dan
              QRIS sebagai alat pembayaran yang mendukung new lifestyle, serta penguatan basis data UMKM
              melalui koordinasi antar otoritas di daerah. "Selanjutnya, dari aspek pembiayaan perlu adanya
              dukungan  kemudahan  akses  pembiayaan,  meningkatkan  peran  Pemda  sebagai  penjamin
              pembiayaan  UMKM,  serta  meningkatkan  literasi  keuangan  masyarakat  terhadap  ekonomi-
              keuangan digital beker jasama dengan bank, fintech, dan e-commerce" imbuh Decymus.
              Pasar  UMKM  Riau  juga  perlu  diperluas  melalui  digitalisasi.  Saat  ini  jumlah  UMKM  Riau  yang
              terdaftar di e-commerce sebanyak 0,86 per 1.000 penduduk, masih dibawah level nasional yang
              mencapai 3,21 UMKM per 1000 penduduk Namun, pelaku e-commerce Riau menduduki p er-
              ingkat ke-4 dari seluruh provinsi di Sumatera serta pangsa transaksi e-commerce Riau terhadap
              nasional yang mengalami peningkatan selama tahun2020 mengindikasikan, adanya potensi yang
              besar untuk mendorong perluasan pasar UMKM melalui digitalisasi.

              Inflasi

              Sementara itu, perkembangan inflasi sepanjang tahun 2020 relatif terjaga seiring dengan masih
              terbatasnya permintaan masyarakat Sampai dengan bulan mencapai 1,85 persen (ytd) dan 1,89
              persen (yoy). Inflasi masih bersumber dari komoditas volatile food diantaranya cabai merah,
              bawang  merah,  serta  daging  ayam.  Sementara,  inflasi  di  bulan  Desember  juga  diperkirakan
              masih terkendali sehingga inflasi keseluruhan tahun 2020 lebih rendah dibandingkan realisasi
              tahun 2019, dan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0 persen 1
              persen.

              Prospek perkembangan harga barang dan jasa diperkirakan masih dihadapkan dengan sejumlah
              risiko. Pertama, komoditas bahan pangan, sejalan dengan masih tingginya ketergantungan Riau
              terhadap daerah lain. Kedua, ancaman la nina yang berpotensi menyebabkan banjir di daerah
              sentra  produsen  seperti  Sumatera  Barat  (Sumbar)  dan  Sumatera  Utara  (Sumut)  sehingga
              mengganggu pasokan pangan. Ketiga, komoditas tertentu yang terdampak penyesuaian cukai
              rokok, pengenaan cukai plastik, dan pengenaan cukai minuman berperisa. Keempat, komoditas
              barang-jasa secara umum, sejalan dengan mulai meningkatnya daya beli masyarakat seiring
              membaiknya harga komoditas ekspor utama Riau.

              "Koordinasi  antara  Bank  Indonesia,  pemerintah  daerah,  kepolisian  daerah  (Polda)  dan  pihak
              terkait  lainnya  dalam  kerangka  TPID  akan  terus  dilakukan  dengan  fokus  pada  upaya  untuk
              penguatan kerja sama antar daerah, meningkatkan produksi lokal dan pengaturan pola tanam,
              meningkatkan  kualitas  data,  menjaga  kelancaran  dan  efisiensi  rantai  distribusi,  penguatan


                                                           211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217