Page 210 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 210

Stabilitas  eksternal  terjaga,  dengan  surplus  neraca  pembayaran  didukung  defisit  transaksi
              berjalan yang rendah di sekitar 1,0-2,0 persen PDB. Stabilitas sistem keuangan juga semakin
              membaik, dengan rasio permodalan yang tinggi, NPL yang rendah, serta pertumbuhan DPK dan
              kredit yang masing-masing meningkat ke sekitar 7-9 persen pada 2021.

              Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Riau

              Decymus memaparkan, pada 2020 perekonomian Riau mengalami dinamika sebagai dampak
              dari merebaknya pan-demi Covid-19. Pada triwulan I 2020, ekonomi Riau tumbuh positif sebesar
              2,24 persen (yoy). Pada periode tersebut, dampak pandemi Covid-19 masih minim dirasakan
              karena  belum  terdapat  pembatasan  aktivitas  masyarakat  baik  sosial  maupun  ekonomi.  Pada
              triwulan berikutnya, jumlah kasus pandemi mengalami peningkatan signifikan secara nasional,
              sehingga mendorong Pemerintah Pusat dan juga Pemprov Riau melakukan pembatasan aktivitas
              masyarakat  melalui  PSBB  (pembatasan  sosial  berskala  besar).  Hal  ini  berdampak  pada
              menurunnya aktivitas ekonomi Riau secara signifkan. Sehingga pada triwulan II2020 ekonomi
              Riau mengalami kontraksi sebesar 3,21 persen (yoy). Selain itu, kontraksi juga didorong oleh
              kinerja ekspor yang melemah akibat lockdown yang terjadi di beberapa negara mitra dagang
              disertai menurunnya ekonomi global.

              Pertumbuhan ekonomi Riau mulai berangsur pulih pada paruh kedua 2020. Mulai berlakunya
              pola kebiasaan hidup baru kembali menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat pada triwulan
              m 2 02 0. Hampir seluruh sektor ekonomi sudah dibuka kembali melalui penerapan protokol
              kesehatan yang ketat. Namun, aktivitas ekonomi belum kembali pada level sebelum merebaknya
              pandemi Covid-19.

              "Pemulihan ekonomi pada periode tersebut terutama didorong oleh kinerja ekspor yang tumbuh
              positif sejalan dengan peningkatan permintaan mitra dagang utama untuk produk olahan CPO
              dan kayu (pulp&paper). Selain itu, harga komoditas utama seperti CPO, karet dan Pulp&paper
              terpantau  meningkat.  Peningkatan  harga  komoditas  utama  turut  menguatkan  daya  beli
              masyarakat  sehingga  mendorong  konsumsi  rumah  tangga  membaik pada  triwulan  IH-2020,"
              katanya, Senin (21/12).

              Secara historis, pertumbuhan ekonomi Riau cenderung sejalan dengan pertumbuhan ekspor luar
              negeri. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan
              menjaga kinerja ekspor luar negeri. Hal ini sejalan dengan gambaran struktur perekonomian
              Riau  yang  ditopang  oleh  3  sektor  utama  berbasis  sumber  daya  alam  (SDA).  Yaitu  industri
              pengolahan/ manufaktur, sektor pertanian/ perkebunan/kehutanan, dan sektor pertambangan.
              "Ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sekitar 75 persen dari total PDRB Riau," ujar Decymus.

              Konsumsi  Rumah  Tangga  menunjukkan  perbaikan  sejalan  dengan  pembukaan  sektor-sektor
              ekonomi serta pemulihan daya beli masyarakat. Hal ini juga terlihat dari pergerakan masyarakat
              ke lokasi perdagangan yang ditunjukkan oleh google mobUity indac serta meningkatnya omzet
              penjualan retail.

              Realisasi investasi Riau pada triwulan m-2020juga menunjukkan kinerja yang memuaskan. Total
              realisasi  investasi  yang  mencapai  Rp  13,04  triliun  berhasil  meraih  peringkat  lima  realisasi
              investasi  terbesar  di  Indonesia  serta  peringkat  satu  di  Sumatera.  Hal  ini  tidak  lepas  dari
              konsistensi Forkopimda RIAU dalam mengundang investor dan mencipta-kan kemudahan dalam
              berusaha.

              Konsumsi pemerintah yang mencerminkan belanja rutin di APBD berdasarkan data BPS masih
              menunjukkan pertumbuhan tahunan yang negatif pada triwulan IH-2020. Hal ini terlihat dari
              realisasi  belanja  pemerintah  provinsi  serta  kab/kota  yang  baru  mencapai  50,4  persen.  Akan



                                                           209
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215