Page 213 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 213
infrastruktur penyimpanan, dan pengelolaan ekspektasi masyarakat. Dengan sinergi tersebut,
kami memperkirakan inflasi Riau pada tahun2021 dapat dijaga pada rentang 3,0 persen 1 persen,
Prospek Ekonomi 2021
Dijelaskan Decymus, pemulihan ekonomi Riau diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2021.
Kinerja ekspor diperkirakan terus membaik sehingga menjadi pendorong membaiknya daya beli
masyarakat. Pulihnya perekonomian akan menjadi pendorong meningkatnya investasi.
Sementara dari sisi sektoral, kinerja seluruh lapangan usaha yang sebelumnya terdampak
pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara keseluruhan. Sumber utama pendorong
pertumbuhan diperkirakan berasal dari lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian.
Ekonomi Riau pada tahun depan diperkirakan tumbuh positif sejalan dengan pemulihan ekonomi
global dan juga nasional. Kinerja ekspor diperkirakan terus membaik seiring pulihnya
perekonomian global. Selain itu, meningkatnya aktivitas ekonomi nasional juga akan mendorong
membaiknya permintaan komoditas utama Riau. Hal ini kemudian menjadi pendorong
membaiknya daya beli masyarakat dan juga investasi. Dari sisi lapangan usaha, kinerja seluruh
lapangan usaha yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara
keseluruhan. Sumber utama pendorong pertumbuhan terutama berasal dari LU industri
pengolahan serta LU pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Pada tahun 2021, stimulus pemerintah masih dilanjutkan untuk terus mengakselerasi pemulihan
ekonomi. Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional APBN 2021 direncanakan sebesar Rp356,4
Triliun. Selain program PEN, akselerasi juga akan didorong oleh percepatan pembangunan
infrastruktur yang meningkat sebesar 48,6 persen dibandingkan tahun 2020. Hal ini dilakukan
untuk melanjutkan pembangunan paska pandemi dan diarahkan dalam bentuk padat karya untuk
mendukung kawasan industri dan pariwisata. Selain itu, alokasi dana PEN juga diperuntukkan
bagi pembangunan penyediaan layanan dasar dan kegiatan prioritas 2020 yang tertunda.
"Meskipun demikian, kondisi perekonomian Riau juga masih dibayangi beberapa risiko yang bisa
mendorongnya ke bawah (downside risk), di antaranya diperkirakan berasal dari ketidakpastian
berakhirnya pandemi Covid-19 baik secara global maupun nasional; phasing out minyak sawit
dalambiodiesel di Uni Eropa yang lebih cepat dari perkiraan sesuai renewable energy direc-tive
(RED II) dan pengenaan bea masuk anti subsidi; dan membaiknya hubungan India - Malaysia
sehingga impor CPO India dari Malaysia kembali pulih dan order shifting ke Indonesia
berkurang," tuturnya.***
212